• Tersedia Token Listrik Prabayar

    Kami membuka peluang usaha untuk menjadi agen penjualan token listrik prabayar. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), saat ini, tengah gencar menggelar program pemindahan layanan jaringan listrik dari pascabayar menjadi prabayar. Jumlah pelanggan listrik prabayar sudah mencapai 1,7 juta pelanggan dari total 41 juta pelanggan PLN sampai akhir tahun lalu.(sumber www.pln.co.id) Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Maka dari itu kami sarankan mulailah dari sekarang untuk segera menjadi agen penjaulan token listrik prabayar di daerah anda

  • Distributor Pulsa Elektrik

    Server Kami juga melayan pembelian pulsa elektrik untuk semua operator GSM dan CDMA. Jangan siasiakan kesempatan ini, karena bisnis pulsa selama ini selalu stabil atau bisa dibilang tidak ada matinya. Untuk Anda yang berjiwa marketer, Anda bisa mendownlinekan ke orang lain dan Anda akan mendapat bonus dari setiap transaksi yang dilakukan oleh agen-agen downline Anda. Kami memberi GARANSI, jika transaksi dan pelayan kami tidak memuaskan, DEPOSIT atau uang anda kami kembalikan

  • PPOB(Payment Point Online Bank)

    Kami juga membuka pendaftaran agen PPOB seluruh wilayah indonesia, Jakarta, yogyakarta, surabaya, kalimantan, mataram NTB, NTT, Papua dan Daerah lainya. PPOB(Payment Point Online Bank) merupakan layanan pembayaran tagihan listrik dan tagihan lainnya secara online. Selain tagihan PLN juga bisa untuk pembayaran Telkom, Speedy, dan Flexi Pascabayar

  • Voucher Telivisi Prabayar

    Kami Juga Melayani Pengisian Voucher Telivisi Prabayar. Hanya dengan satu chip, anda juga dapat melakukan transaksi penjaulan voucher TV prabayar TELKOM VISION. Selain kemudahan tersebut kami juga menawarkan harga pokok yg sangat murah di banding kopetitor lain. Untuk harga silakan anda klik disini

  • Voucher Game Online

    Voucher Game Online Terlengkap dan Termurah. CABAL ONLINE,CANAAN ONLINE,E-PINS,FASTBLACK,GEMSCOOL,GOGAME,GOL ONLINE,IAHGAMES,ITUNESGIFTCARD,KORAM GAME,LYTO, MAINKANCOM,MEGAXUS,MOLPOINT,ORANGE GAME,PLAYON,PLAY POINT,SERENITY,SPIN,TERACORD,VTC ONLINE,MYCARD,WAVE GAME,WINNER CARD,ZYNGA. Untuk HARGA silakan klik disini

Smartfren targetkan 10 juta pelanggan

Operator telekomunikasi Smartfren menargetkan jumlah pengguna layanannya hingga akhir tahun ini menjadi 10 juta pelanggan, menyusul telah diselesaikannya proyek Business Support System (BSS) dan Value Added Service (VAS).

Proyek BSS dan VAS tersebut merupakan solusi migrasi layanan pascamerger PT Smart Telecom dan PT Mobile-8, yang antara lain ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas layanan kepada pelanggan.

Chief Technology Officer Smartfren Merza Fachys menyatakan penyelesaian proyek BSS dan VAS tersebut merupakan langkah yang harus ditempuh untuk dapat bersaing dalam industri selular di Indonesia yang sangat ketat.

Menurut dia, untuk bisa bersaing perseroan harus melakukan berbagai efisiensi yang memungkinkan, untuk dapat memberikan layanan yang terbaik dengan harga yang kompetitif, sehingga diminati oleh pelanggan.

Dalam hal ini, platform BSS dan VAS yang telah diselesaikan melalui solusi ZTE tersebut diharapkan bisa memudahkan Smartfren dalam mengelola sistem operasional dan bisnis, terutama pada billing sistem yang terkait dengan penagihan dan pemotongan pulsa pelanggan.

Selain itu, penyelesaian platform BSS dan VAS tersebut juga memungkinkan perseroan untuk dapat merancang suatu sistem layanan dan produk baru bagi pelanggan dengan waktu yang jauh lebih singkat.

“Kompetisi seluler di Indonesia sangat ketat, sehingga untuk bisa bersaing dengan operator lain yang lebih besar, kami harus selangkah lebih maju, dengan platform yang memadai, yaitu solusi BSS dan VAS yang dapat membantu dalam pembuatan produk/layanan baru. Hingga akhir tahun ini kami menargetkan pelanggan di kisaran 10 juta dari saat ini sekitar 7 juta," ujarnya, kemarin.

Sementara itu, dalam mendukung pencapaian target jumlah pelanggan tersebut, Smartfren tercatat telah memiliki sejumlah produk dan layanan baru untuk berbagai kalangan masyarakat, terutama di segmen menengah ke bawah.

Divisi High End Segmen Product Smartfren Joko Sriyono menuturkan perseroan telah memiliki sejumlah produk dan layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dengan harga yang sangat kompetitif.

Untuk pelanggan dengan kebutuhan yang lebih pada aktivitas telepon dan pesan singkat (SMS) perseroan memiliki produk Smartfren Lokal Plus, sedangkan untuk pelanggan dengan kebutuhan yang lebih pada aktivitas sosial seperti chating, FaceBook, dan Twitter perseroan memiliki produk Smartfren Social.

Selain itu, untuk pelanggan dengan kebutuhan koneksi internet cepat dan layanan data perseroan memiliki produk Smartfren Connex, serta sejumlah produk lain seperti Smartfren Android Wide dan Smartfren BlackBerry Service.

"Kami memiliki sejumlah layanan dan produk dengan harga yang sangat kompetitif. Pelanggan tinggal menyeduaikan dengan kebutuhannya. Dengan maraknya aktivitas sosial di masyarakat, kami memiliki Smartfren Social untuk memenuhi kebutuhan itu," katanya.

Adapun, CEO Smartfren Rudolfo Pantoja menyatakan dengan terjadinya merger Smart Telecom dan Mobile-8, perseroan membutuhkan solusi baru dalam mengembangkan produk dan layanan, serta mengelola sistem operasional, terutama terkait dengan billing sistem secara terintegrasi.

Dalam pelaksanaan proyek itu Smartfren menunjuk ZTE untuk membantu penggabungan layanan dan pelanggan melalui platform BSS dan VAS. Solusi BSS dari ZTE sendiri termasuk OCS, CRM, layanan prabayar dan pascabayar terintegrasi.

Setelah menandatangani kerjasama pada Juni 2010, ZTE dan Smartfren mulai melakukan migrasi layanan dan pelanggan, yang diselesaikan pada 10 Oktober 2010, sedangkan migrasi jaringan Mobile-8 dilakukan pada 20 Desember.

Secara keseluruhan proyek ini dirampungkan dalam kurun 12 bulan, di mana waktu tersebut tercatat sangat cepat dalam dunia telekomunikasi, mengingat berbagai kesulitan yang dialami dalam penggabungan dua system yang berbeda.

“Guna memberikan layanan yang lebih efektif dan efisien kepada pelanggan, Smartfren berinisiatif menggabungkan BSS dan VAS antara Smart dan Mobile-8 yang sebelumnya berdiri sendiri. Solusi ini memungkinkan pelanggan kami sekitar 7 juta menikmati layanan dengan kualitas lebih baik,” tuturnya.

Managing Director ZTE Indonesia Chen Jiang menuturkan dalam proyek ini pihaknya berhasil mengatasi berbagai kendala teknis untuk menggabungkan dua sistem yang berbeda menjadi satu.

“ZTE juga telah menciptakan beberapa rekor baru, seperti waktu terpendek dalam penginstalan perangkat, waktu terpendek dalam proses debug atau pengecekan kerusakan sistem dan perangkat, serta waktu terpendek dalam pengujian perangkat,” terangnya.






[http://www.bisnis.com/infrastruktur/telekomunikasi/29240-smartfren-targetkan-10-juta-pelanggan]

Telkomsel bidik 8 juta pelanggan



Operator seluler PT Telkomsel menargetkan pengguna layanan electronic money (e-money) Telkomsel Cash (T-Cash) mencapai sekitar 8 juta pelanggan hingga akhir 2011 dari saat ini sekitar 5,5 juta pelanggan.

"Dengan program sosialisasi, dan meningkatnya pemahaman masyarakat akan kepraktisan penggunaan T-Cash, maka optimistis jumlah pengguna layanan ini akan terus tumbuh," kata Vice President Mobile Commerce Telkomsel, Bambang Supriyogo, tadi malam.

Layanan elektronic money (e-money) T-Cash ini merupakan layanan yang memungkinkan pelanggan Telkomsel melakukan transaksi seperti belanja di toko, membayar tagihan, transfer sejumlah dana, kapan saja di mana saja melalui ponsel.

"T-Cash menjadikan ponsel pelanggan berfungsi layaknya dompet penyimpan uang yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi secara elektronik atau e-money," kata Bambang,

Layanan berbasis mobile wallet ini merupakan salah satu solusi masalah transfer uang maupun bertransaksi secara elektronik melalui ponsel secepat mengirim layanan pesan singkat (short mesaage service/SMS) dan langsung dapat melakukan penarikan tunai di yang bekerjasama dengan T-Cash.

Bambang mengemukakan, saat ini Telkomsel telah bekerjasama dengan sekitar 471 merchant dengan jumlah terminal T-Cash sekitar 12.204 unit di seluruh Indonesia.

"Kita tidak membatasi jumlah mitra merchant, lebih banyak yang bergabung dengan layanan T-Cash akan lebih bagus karena pelanggan Telkomsel akan memikiki lebih banyak pilihan dalam bertransaksi," ujarnya.

Sementara itu, Deputi Vice Presiden Corporate Secretary Telkomsel, Aulia E. Marinto, mengatakan empat faktor yang harus diutamakan dalam e-money, yaitu keamanan, efisiensi, akses dan proteksi konsumen.

Untuk itu, ujarnya, Telkomsel sebagai pelopor layanan e-money berbasis ponsel harus memiliki strategi dengan sesering mungkin melakukan sosialisasi dan edukasi terutama ke sejumlah daerah.

Sejak mendapat lisensi dari Bank Indonesia sebagai penyelenggara layanan e-money T-Cash Telkomsel terus mengalami pertumbuhan. "Pelanggan T-Cash ini kami perkirakan akan tumbuh sekitar 15 persen per tahun," ujar Aulia.





















[http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=202762:telkomsel-bidik-8-juta-pelanggan&catid=18:bisnis&Itemid=95]

Indosat patok aplikasi di I-Store capai 500 unit

PT Indosat Mega Media, penyedia jasa internet dan multimedia terkemuka di Indonesia, menargetkan jumlah aplikasi di I-Store mencapai 500 unit aplikasi hingga akhir tahun ini.

Andri Fisaterdi, Manajer Pengembangan Konsep PT. Indosat Mega Media (IM2) menyatakan saat ini jumlah aplikasi yang tersedia di toko aplikasi online tersebut sekitar 300 aplikasi. “Semua hasil kreasi dari kurang lebih 100 developer lokal,” katanya di sela peluncuran “IM3 Mobile Academy”, Selasa (28/6/11).

Untuk meraih target ini, tambah Andri, IM2 mengadakan sejumlah kompetisi maupun edukasi supaya para pengembang lebih termotivasi untuk menciptakan produk baru. “Sebenarnya potensi para pengembang konten dan aplikasi di Indonesia cukup besar, mereka hanya kurang termotivasi untuk mengembangkan aplikasi baru,” ujar Andri.

Hingga saat ini jumlah unduhan (download) yang telah dilakukan di I-Store mencapai 10.000 download. I-Store diluncurkan pada 15 Desember 2010, dan merupakan toko aplikasi online khusus platform Android.

Selain menggandeng developer lokal, IM2 juga bekerjasama dengan Google Advertising Mobile (admob) untuk pemasangan iklan di aplikasi yang ditawarkan secara gratis. Para developer meraih pendapatan dari pemasangan iklan tersebut.

IM2 belum menargetkan pendapatan dari I-Store pada tahun ini. “Kami hanya berfokus pada sosialisasi dan peningkatan jumlah aplikasi yang ditawarkan saja. Sejauh ini 60% pendapatan disalurkan kepada developer, sementara sisanya untuk IM2 dan pihak lain yang bekerjasama,” tutur Andri.

Sementara itu, PT Indosat Tbk, selaku induk dari IM2, terus berusaha mempertahankan loyalitas pelanggan kartu seluler IM3 dari segmen anak muda melalui event IM3 Mobile Academy.

Jay MS, Marketing Communication, Manager Event & Sponsorship Indosat , menyatakan 75% pelanggan layanan seluler IM3 ditopang oleh anak muda. “Acara semacam ini dapat menanamkan loyalitas pelanggan kami yang mayoritas anak muda,” katanya di sela acara tersebut.

Jay juga berharap melalui acara-acara semacam ini, tingkat perpindahan pelanggan (churn rate) akan menurun menjadi kurang dari 5%. “Saat ini churn rate kami berkisar 30% hingga 40%,” ujar Jay.

Acara yang berlangsung selama masa liburan sekolah tersebut merupakan wadah bagi para pelajar SMU dan sederajat dari seluruh Indonesia untuk mengisi liburan dengan berbagai kegiatan serta pelatihan yang disediakan oleh Indosat.

"Dalam acara ini, para pelajar diarahkan untuk mengembangan hobi serta minatnya agar menjadi sesuatu yang menguntungkan, melalui online media," kata Devimaz Gusmal, Division Head Brand Maintenance Indosat.





[http://www.bisnis.com/infrastruktur/telekomunikasi/29254-indosat-patok-aplikasi-di-i-store-capai-500-unit]

Migrasi sistem Smart Telecom dan Mobile-8 rampung



Operator telekomunikasi Smartfren menyelesaikan proyek business support system (BSS) dan value added service (VAS) sebagai solusi migrasi layanan pascamerger antara PT Smart Telecom dan PT Mobile-8.
CEO Smartfren Rudolfo Pantoja mengatakan dengan terjadinya merger Smart Telecom dan Mobile-8, perseroan membutuhkan solusi baru dalam mengelola sistem operasional, terutama terkait dengan billing system secara terintegrasi.

Menurut dia, dalam pelaksanaan proyek itu Smartfren menunjuk ZTE untuk membantu penggabungan layanan dan pelanggan melalui platform BSS dan VAS. Solusi BSS dari ZTE sendiri termasuk OCS, CRM, layanan prabayar dan pascabayar terintegrasi.

Setelah menandatangani kerjasama pada Juni 2010, ZTE dan Smartfren mulai melakukan migrasi layanan dan pelanggan, yang diselesaikan pada 10 Oktober 2010, sedangkan migrasi jaringan Mobile-8 dilakukan pada 20 Desember.

Secara keseluruhan proyek ini dirampungkan dalam kurun 12 bulan, di mana waktu tersebut tercatat sangat cepat dalam dunia telekomunikasi, mengingat berbagai kesulitan yang dialami dalam penggabungan dua sistem yang berbeda.

“Guna memberikan layanan yang lebih efektif dan efisien kepada pelanggan, Smartfren berinisiatif menggabungkan BSS dan VAS antara Smart dan Mobile-8 yang sebelumnya berdiri sendiri. Solusi ini memungkinkan pelanggan kami sekitar 7 juta menikmati layanan dengan kualitas lebih baik,” ujarnya, hari ini.

Managing Director ZTE Indonesia Chen Jiang menuturkan dalam proyek ini pihaknya berhasil mengatasi berbagai kendala teknis untuk menggabungkan dua sistem yang berbeda menjadi satu.

“ZTE juga telah menciptakan beberapa rekor baru, seperti waktu terpendek dalam penginstalan perangkat, waktu terpendek dalam proses debug atau pengecekan kerusakan sistem dan perangkat, serta waktu terpendek dalam pengujian perangkat,” terangnya.

 
Tingkatkan daya saing
Chief Technology Officer Smartfren Merza Fachys menyatakan penyelesaian migrasi BSS dan VAS tersebut merupakan langkah yang harus ditempuh untuk dapat bersaing dalam industri seluler di Indonesia yang sangat ketat.

Platform BSS dan VAS yang telah diselesaikan melalui solusi ZTE ini diharapkan bisa memudahkan Smartfren dalam mengelola sistem operasional dan bisnis, terutama dalam penagihan kepada pelanggan.

“Proyek ini memang sangat singkat, kami tidak boleh membuang waktu karena kompetisi seluler di Indonesia sangat ketat. Apalagi Smartfren masih menjadi pemain kecil di industri telekomunikasi, jika dibandingkan dengan operator lain yang sudah beroperasi lebih dulu,” katanya.

Merza mengungkapkan kecepatan penyelesaian proyek ini bisa terwujud karena Smartfren belum membutuhkan sistem berkapasitas sangat besar, mengingat jumlah pelanggan yang tercatat sekitar 7 juta pelanggan.

“Agar kami bisa bersaing dengan operator lain yang lebih besar, kami harus selangkah lebih maju. Tetapi itu hanya bisa dilakukan kalau kami memiliki platform yang memadai, yaitu solusi BSS dan VAS. Solusi ini juga bisa membantu kami menyingkat waktu dalam meluncurkan produk baru,” tuturnya.





[http://www.bisnis.com/infrastruktur/telekomunikasi/29171-migrasi-sistem-smart-telecom-dan-mobile-8-rampung]

Indosat Siap Rombak IM2

Indosat yang kini di bawah kendali penuh Qatar Telecom (Qtel) terus merombak organisasi perusahaan hingga tercapai efisiensi dan laba positif. Salah satunya dengan mengambil alih kendali broadband ritel dari anak perusahaannya, Indosat Mega Media (IM2).

Menurut Direktur Indosat, Fadzri Sentosa, salah satu alasan kendali broadband retail ditarik dari IM2 ke pusat karena layanan ini juga diselenggarakan oleh seluler Indosat. Nah, diharapkan olehnya dengan pengambilalihan kendali ini, bisa membuat efisiensi sehingga laba Indosat yang sempat tergerus bisa ikut terkatrol.

Seperti diketahui, pendapatan Indosat dari seluler mengalami penurunan Average Revenue Per User (ARPU), dari Rp 33.827 pada triwulan pertama 2010 menjadi Rp 28.828 di triwulan pertama 2011.

Sementara pelanggan Fixed Wireless Access (FWA) hilang 38,1% dari 686,5 ribu nomor menjadi 424,8 ribu nomor. Sedangkan pelanggan broadband tergerus 28,1% dari 755,6 ribu nomor menjadi 543,2 ribu nomor

"Terus terang kami cukup terpukul dengan kehilangan ini, khususnya di segmen bawah. Agar bisa bangkit, kami keluarkan brand baru, Indosat Internet, yang akan kita dorong sebagai produk broadband kita," tutur Fadzri saat ditemui detikINET di sela peletakan batu pertama pembangunan Qtel Village di Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Dengan dikeluarkannya produk broadband itu, Fadzri mengakui Indosat akan melakukan perombakan organisasi di IM2 yang selama ini juga memasarkan produk broadband ritel. "Ya namanya organisasi, wajar saja jika dilakukan perubahan demi tercapainya tujuan," kata dia.

Dengan perombakan ini, menurutnya Indosat tidak akan menambah jajaran direksi baru. Dengan demikian, IM2 juga tidak akan dilebur maupun dilepas (spin off). "IM2 tak akan kami dilusi karena brand-nya cukup kuat," kata Fadzri.

Indosat sendiri sejak diambil alih dari STT Telecom oleh Qtel 2008 lalu, mulai membenahi setiap lini yang dianggap memberatkan. Selain memangkas direksi dari sembilan jadi lima, Indosat juga menawarkan program pensiun dini bagi top eksekutif yang sudah dianggap tak sejalan.

Adel al-Mutawa, Executive Director of Group Communication Qtel, menolak berkomentar banyak mengenai rencana besar yang akan dilakukan di Indosat. Namun menurutnya, Qtel sebagai pemegang saham mayoritas 65%, ingin terus mempertahankan kekuasaannya selama mungkin di Indosat.

"Indonesia merupakan pasar yang penting bagi kami sebagai operator telekomunikasi Top 20 dunia. Di sini, kami ingin bertahan untuk jangka waktu yang lama," kata Adel saat diwawancarai detikINET.

Wajar saja jika Qtel ingin terus bersama Indosat. Sebab, meskipun kondisi Indosat tengah menurun, perusahaan itu tetap memberikan kontribusi signifikan. Dengan sumbangan pendapatan 30,08%, Indosat memberikan kontribusi terbesar bagi seluruh anak usaha Qatar Telecom Group.






[http://www.detikinet.com/read/2011/06/27/102354/1669163/328/indosat-siap-rombak-im2?i991101105]

Indosat Kembali Berburu Duta IM3



Indosat kembali menggelar program IM3 Mobile Academy untuk mencari para Duta IM3 berbakat dan berprestasi dari seluruh Indonesia. Ajang yang telah memasuki tahun ke-4 ini mengangkat tema 'Gw Mau Gw Bisa'.

Sebagai brand yang diposisikan untuk remaja, IM3 Mobile Academy ditujukan bagi anak muda pelajar SMU/sederajat kelas 1 dan 2. Mereka yang dicari adalah yang memiliki penampilan dan kepribadian menarik, berprestasi di bidang akademis maupun non-akademis, serta memiliki bakat/hobi di bidang seni dan olahraga.

"Program IM3 Mobile Academy merupakan bagian dari komitmen kami untuk para pelajar dengan memberikan wadah dengan berbagai kegiatan positif sehingga mereka bisa menjadi generasi muda yang berbakat serta berprestasi," kata Devimaz Gusmal, Division Head Brand Maintenance Indosat, dalam keterangannya, Selasa (28/6/2011).

IM3 Mobile Academy 2011 dilaksanakan di 30 area Indosat di seluruh Indonesia dengan target 150 peserta yang selanjutnya disebut sebagai Academier. Pendaftaran peserta dimulai pada tanggal 19 Mei - 19 Juni 2011 dengan kegiatan seleksi dan audisi lokal sebagai Duta IM3.

Mereka yang berminat bisa melakukan registrasi di www.IM3academy.com atau melalui drop box ke cabang Indosat. Sang juara dijanjikan kontrak kerjasama sebagai Duta IM3 di daerahnya masing-masing dan diiming-imingi beragam hadiah.

Pelanggan dari usia muda mendominasi 60% jumlah pelanggan seluler yang dilayani Indosat melalui kartu prabayar IM3. Tak mudah untuk mempertahankannya karena tingkat churn rate atau perpindahan pelanggan di segmen ini sangat tinggi.

Churn rate IM3 sedikit lebih tinggi dengan persentase 13-15%. Dengan IM3 Mobile Academy, Indosat tentu berharap dapat memperkuat basis pelanggan mereka di segmen anak sekolah dan tak mau terus kehilanggan pelanggan mudanya yang rata-rata membelanjakan pulsa Rp 26 ribu tiap bulan (dilihat dari average revenue per users/ARPU).

IM3 sendiri memberikan kontribusi pelanggan dan jumlah pendapatan 60% dari total revenue Indosat. Hingga kuartal pertama 2011 ini, pelanggan Indosat berjumlah 45,7 juta, naik tipis dari awal tahun 44,3 juta.





[http://www.detikinet.com/read/2011/06/28/174045/1670853/328/indosat-kembali-berburu-duta-im3/?i991102105]

Rangkul Jurnalis, Telkomsel Hadirkan 'Cellular Updates'



Menyadari pentingnya peran media dalam menyebarkan informasi terkini seputar industri telekomunikasi, operator seluler Telkomsel memutuskan untuk menyelenggarakan acara 'Cellular Updates', yang bakal mengupas topik-topik hangat industri tersebut.

Namun tidak bisa dipungkiri pengetahuan seputar industri telekomunikasi tidaklah merata di kalangan jurnalis. Hal ini mencuatkan kekhawatiran tersendiri di kalangan operator maupun pelaku bisnis lain bahwa masyarakat akan memperoleh informasi yang kurang lengkap, atau bahkan salah.

Pertimbangan ini kemudian mendorong Telkomsel berinisiatif menggelar diskusi singkat setiap bulannya guna membahas topik-topik hangat di dunia telekomunikasi maupun teknologi.

"Industri seluler dan media mengalami perkembangan yang sangat dinamis serta memiliki keterkaitan sangat erat. Karena itu dibutuhkan keseimbangan informasi antara operator dan media sebelum meneruskan informasi itu kepada publik," jelas Deputy Vice President Corporate Secretary Telkomsel Aulia Ersyah Marinto pada gelaran Cellular Updates perdana di Bibliotheque, Sampoerna Strategic Building, Selasa (28/6/2011).

Selain menyediakan tempat, Telkomsel juga berkomitmen menghadirkan narasumber yang kompeten sesuai topik pembahasan. “Kami ingin ada pihak-pihak lain yang memberikan nilai lebih, dalam hal ini narasumber. Entah itu dari kalangan regulator, technology provider, atau bahkan psikolog,” tambah Aulia.

"Ini merupakan langkah awal kami untuk bisa memberikan informasi lebih dalam dan luas kepada masyarakat umum," pungkasnya.

Pada gelaran perdananya, Cellular Updates Telkomsel memilih untuk membahas layanan dompet mobile T-cash dengan narasumber Bambang Supriogo selaku Vice President T-cash Management.
 
 
 
[http://techno.okezone.com/read/2011/06/28/54/473678/rangkul-jurnalis-telkomsel-hadirkan-cellular-updates]

Layanan mobile life style Telkomsel targetkan kontribusi revenue 20%



PT Telekomunikasi Seluler atau dikenal dengan Telkomsel berharap kontribusi penggunaan mobile life style dapat memberikan kontribusi revenue tahun ini sebanyak 15% sampai 20%.
"Kami berharap bisnis dari mobile life style dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan Telkomsel tahun ini hingga 20%," jelas Vice President T-cash Management Telkomsel Bambang Suprayogo.

Dalam bisnis mobile life style tersebut, Telkomsel menawarkan tiga jenis layanan, antara lain digital music, mobile advertising, dan termasuk T-cash. Namun, dari ketiga layanan ini, yang sedang genjot adalah T-cash.
Menurutnya, dari jumlah pelanggan T-cash yang ada saat ini yakni sekitar 5,3 juta pengguna (Januari-Mei 2011), tercatat pengguna aktif hanya 3% dengan jumlah transaksi rata-rata 70.000 hingga 80.000 per pelanggan.

Saat ini, layanan T-cash juga sudah terjalin kerjasama dengan 471 perusahaan (merchant), transfer antar pengguna, dan sebentar lagi akan terkoneksi melalui ATM Bersama.
Dari gabungan kerjasama melalui perusahaan tersebut, sampai saat ini Telkomsel sudah memiliki sebanyak 12.204 titik jaringan terminal T-cash.





 [http://industri.kontan.co.id/v2/read/1309263744/71475/Layanan-mobile-life-style-Telkomsel-targetkan-kontribusi-revenue-20]

Telkomsel Ramaikan Jakarta Fair 2011



Untuk keenam kalinya, Telkomsel kembali berpartisipasi dalam Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau biasa dikenal dengan Jakarta Fair. Dalam PRJ yang ke-44 ini, Telkomsel membuka 8 booth sekaligus. Delapan booth termasuk 5 mini-booth yang melayani pelanggan sepanjang penyelenggaraan pameran terbesar di Indonesia ini, dibuka mulai 9 Juni sampai dengan 10 Juli 2011.

VP Area Jabotabek Jabar Venusiana Papapi mengatakan, “Keikutsertaan Perusahaan kita dalam festival Jakarta Fair 2011 merupakan salah satu wujud komitmen Telkomsel dalam melayani pelanggan dengan menghadirkan akses pelayanan yang dekat dan mudah bagi pelanggan, sekaligus memberikan informasi layanan, harga khusus, hadiah, dan games menarik.”

“Di hari ke -13 kemarin tercatat Telkomsel berhasil membukukan 42.000 transaksi senilai Rp. 5 Milyar. Diakhir periode PRJ kami targetkan mampu mencapai Rp. 15 Milyar untuk transaksi-transaksi penjualan bundling modem, ponsel, perdana, pulsa serta layanan new business seperti T Cash dan Flash,” ungkap Venus.

“Kehadiran kami disini juga merupakan bentuk partisipasi Telkomsel dalam perayaan HUT Jakarta ke-484, dimana mulai hari ini 23 Juni sampai 28 Juni, selama seminggu penuh Tellkomsel akan mendatangkan artis-artis ternama yang akan menghibur pengunjung PRJ yang datang,” tambah Venus Hiburan yang paling ditunggu pengunjung adalah SM*SHblast, yakni sesi meet and greet with SM*SH, yang merupakan ikon produk Kartu As Telkomsel. Selain SM*SH, Telkomsel juga mendatangkan artis Langit Musik lain yakni: Hijau Daun, Netral, dan ST 12.

Berbagai produk dan layanan Telkomsel dipamerkan di sini dengan harga maupun promosi khusus, seperti ragam paket HP murah Qwerty Rp 199.000 (Nexian, TiPhone, CSL, Dezzo); Shocking Sales (promo HP dengan harga termurah Rp 16.000, yang berlaku selama 16 menit di setiap weekend); double bonus untuk pembelian kartu perdana simPATI dan Kartu As; serta gratis nelpon, SMS, dan internetan selama 6 bulan.

Telkomsel juga menghadirkan layanan T-Cash dengan promo menariknya seperti hadiah langsung handphone cukup dengan bertransaksi minimal 10 kali; lelang TELKOMSELPoin berhadiah smartphone; serta BlackBerry corner. Booth Telkomsel dapat ditemui dengan mudah di beberapa lokasi strategis, yakni Main Booth yang berlokasi di dekat panggung utama PRJ, Second Booth yang terletak di Hall D, dan Third Booth yang terletak di Gedung Pusat Niaga lt.1. Sementara 5 mini booth Telkomsel masing-masing berlokasi di Hall A, B, C, E, dan Gambir Expo.





[http://techno.okezone.com/read/2011/06/24/54/472267/telkomsel-ramaikan-jakarta-fair-2011]

Telkomsel Catat Rekor Upgrade OS Terlama



Telkomsel Jabar akhirnya mencatatkan rekor untuk kategori "Upgrade OS Smartphone Terlama". Pemecahan rekor MURI ini merupakan salah satu dari rangkaian perayaan ulang tahun Telkomsel yang ke-16.

Dalam penyerahan piagam penghargaan dari MURI yang diwakili oleh Deputy Manager Museum Rekor Indonesia (MURI), Damian Awanrahardjo mengatakan bahwa untuk Telkomsel merupakan operator telekomunikasi yang paling sering mencatatkan rekor.

"Telkomsel menjadi pemegang rekor MURI yang paling sering untuk operator telekomunikasi. Kategori Upgrade OS Smartphone Terlama ini merupakan rekor yang belum pernah ada," katanya saat berbincang dengan detikINET usai menyerahkan sertifikat rekor MURI di Dago Plaza, Minggu malam (29/5/2011).

Lebih lanjut Damian mengatakan bahwa rekor yang berhasil dicatat malam ini menambah daftar catatan rekor Telkomsel. Dalam catatan MURI, Telkomsel sebelumnya pernah mencatat beberapa rekor antara lain operator yang pertama mengadakan program SMS infak, operator layanan roaming di Saudi Arabia, pelepasan balon dengan jumlah terbanyak, posko layanan telkomunikasi kepada pelanggan mudik terlama.

"Rekor malam ini semakin melengkapi rekor yang dicatat oleh Telkomsel," katanya.

VP Telkomsel Area Jabodetabek-Jabar, Venusiana Papasi mengatakan bahwa prestasi Telkomsel dalam meraih rekor tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen pihaknya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan lebih baik lagi.

"Kita tetap akan meningkatkan kualitas kita. Kita berikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia," katanya.

Dukungan Komunitas

Pencapaian ini tentunya menjadi kado terindah bagi Telkomsel di ulang tahunnya yang jatuh pada 26 Mei lalu. Namun Telkomsel merasa bahwa prestasi ini tidak akan diraih jika tidak adanya dukungan dari pelanggan. Khususnya pelanggan yang tergabung dalam tsel-bb, komunitas pengguna layanan Blackberry Telkomsel.

"Kita tidak mungkin bisa mencapai rekor ini jika tidak adanya dukungan dari pelanggan dan komunitas pelanggan kita. Mereka bahkan dengan sukarela membantu kami untuk memecahkan rekor ini," ungkap Manager Service Management Telkomsel Jabar, Sri Bimo Ariyanto di tempat yang sama.

Dalam rangka mencatat rekor ini, Telkomsel menggandeng komunitas tselbb. Setiap harinya, member dari komunitas ini bergantian mendampingi dan membantu petugas Telkomsel saat melayani konsultasi atau upgrade OS Blackberry.

"Selama 100 jam, kita mengupgrade ratusan Blackberry. Tidak ada kendala yang berarti selama proses tersebut," tukasnya.






[http://www.detikinet.com/read/2011/05/30/072753/1649716/328/telkomsel-catat-rekor-upgrade-os-terlama]

XL Kembali Boyong Penghargaan



PT XL Axiata (XL) lagi-lagi mendapat penghargaan. Operator seluler itu menyabet tiga predikat sekaligus di ajang penghargaan SWA 100 Indonesia Best Wealth Creators 2011 dan PR Program & People of the Year 2011.

Tiga penghargaan yang berhasil diraih di SWA 100 Indonesia Best Wealth Creators 2011 ialah 1st Ranking of Indonesia Best Public Companies 2011 based on Wealth Added Index (WAI) Method kategori Telecommunication Services. Lalu, Asean Best Public Companies 2011 based on WAI Method dan Indonesia Best Public Companies 2011 based on WAI Method.

''Penghargaan yang kami terima ini tentunya merupakan apresiasi atas pencapaian kerja keras kami sekaligus tantangan untuk memberikan layanan yang lebih baik bagi pelanggan,'' kata Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi dalam siaran pers tertulis yang diterima mediaindonesia.com.

Pemeringkatan 100 perusahaan terbaik di Indonesia versi Majalah SWA itu menggunakan metode wealth added index yang menggabungkan kinerja saat ini dengan ekspektasi di masa depan. Selain penghargaan di ajang Penghargaan SWA 100 Indonesia Best Wealth Creators 2011, XL memboyong pula tiga penghargaan di ajang PR Program & People of the Year 2011.

XL menjadi pemenang di tiga kategori, yaitu CEO, Spoke Person dan Marketing PR Program. Kategori CEO dimenangkan oleh Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi. Sementara kategori Spoke Person oleh Head of Corporate Communications XL Febriati Nadira. Lalu pemenang kategori Marketing PR Program jatuh pada Program XL NetRally.

Dewan juri menilai Hasnul dan Febriati sebagai narasumber yang mampu menjaga hubungan baik dengan media. Sedangkan Program XL Network Rally dinilai unik, interaktif dan melibatkan partisipasi komunitas yang menjadi program.






[http://www.mediaindonesia.com/mediagadget/index.php/read/2011/06/26/1825/5/XL-Kembali-Boyong-Penghargaan]

Pedalaman Aceh tak terjangkau seluler



Pemerintah Provinsi Aceh meminta agar pihak operator seluler yang beroperasi di provinsi tersebut dapat masuk ke seluruh kawasan pedalaman, sehingga tidak ada lagi daerah terisolasi jaringan komunikasi.

"Permintaan itu akan kami sampaikan melalui surat resmi kepada perusahaan operator yang beroperasi di Aceh agar bisa menempatkan tower jaringan telekomunikasi di gampong-gampong terpencil di Aceh," kata Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar, di Aceh Tamiang, tadi malam.

Ia menyampaikan hal tersebut terkait adanya keluhan masyarakat di gampong (desa) pedalaman di Kabupaten Aceh Timur dan kabupaten lainnya di provinsi tersebut. Disebutkannya, ada sekitar 3.600 titik daerah terpencil di Aceh yang belum memiliki jaringan telekomunikasi di antaranya Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Manggamat dan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, Trumon, Serbajadi, Aceh Timur dan kepulauan Pulo Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.

Dijelaskannya, masyarakat di daerah tersebut tidak bisa mengetahui informasi terkait keadaan keluarga atau perkembangan informasi yang sedang terjadi di tempat lainnya, karena telepon seluler tidak memiliki jaringan komunikasi atau signal.

Karena itu, pihaknya berharap pihak operator selulur di Provinsi Aceh dapat memaksimalkan perannya dalam menyedikan jasa bagi jasa telekomunikasi di seluruh pelosok provinsi paling ujung barat Indonesia itu. "Kami berharap melalui kerja sama pihak operator seluler, akhir tahun 2012 tidak ada lagi kawasan terisolasi jaringan komunikasi di Aceh," demikian Wagub Aceh.


Sumber : Pulsa Hp Murah

Murahnya Kartu As Bikin Pelajar Gaul tanpa Boros



Sejumlah pelajar mengaku sangat beruntung menggunakan Kartu As Telkomsel. Tarifnya yang super murah membuat mereka tambah gaul tanpa harus boros.

Riauterkini-PEKANBARU- Penyesalah selalu datang terlambat, seperti itulah yang dirasa Dewi Nitalia (16). Siswi SMAN 7 Pekanbaru tersebut mengaku terlambat percaya kalau tarif Kartu As Telkomsel benar-benar murah. Sehingga baru setahun belakangan ia beralih ke Kartu As dan langsung jatuh hati karena kejujuran tarifnya yang memang super murah.

“Kalau saja saya dari dulu percaya ucapan teman, pasti lebih seru. Habis, kebanyakkan iklan susah dipercaya sih, tapi ternyata tidak dengan Kartu As. Murahnya memang super. Tidak bohong,” ujar Dewi saat ditemui riauterkini di dekat rumahnya di Jalan Kapur Pekanbaru kemarin.

Diceritakan Dewi, saat belum menggunakan Kartu As, ia sering kena marah orang tuanya. Tersebab terlalu sering minta uang untuk beli pulsa. “Katanya murah, ternyata jebakan. Pulsa habis terpaksa minta uang pada mama dan kena marah lagi,” kenangnya sambil tertawa.

Sekarang omelan orang tua sudah masa lalu. Dewi tak lagi perlu sering-sering minta uang pulsa pada mamanya. Jaminan tarif super murah dari Kartu As benar-benar dinikmatinya. “Sekarang saya bisa lebih gaul. Punya banyak teman, tanpa harus boros. Pokoknya senang, deh,” tegasnya ceria.

Pengakuan menyenangkan terkait tarif super murah Kartu As juga disampaikan Maghfira Luthfiya Arda atau yang lebih akrab disapa Mimi (14). Siswi kelas 3 SMPN 2 Pekanbaru tersebut benar-benar merasakan banyak kemudahan memanfaatkan tarif super murah Kartu As. Selain bisa menelphon dengan tarif Rp 0 pada sesama pengguna Kartu Telkomsel pada 30 detik pertama, Mimi juga senang karena bisa menyalurkan kegemarannya main facebook dan chating.

“Kapanpun dan di manapun sekarang aku bisa chating dan faceboook-kan pake Kartu As. Murah. Cuma lima ribu seminggu,” tutur Mimi yang ketika ditemui riauterkini sedang bersama temannya, Riri.

Pengakuan jujur Dewi dan Mimi di atas merupakan bukti komitmen Kartu As memberikan yang terbaik dan termurah bagi pelanggan setianya. Hal itulah yang ditegaskan Manager Branch Telkomsel Pekanbaru,Ahmad Lukman .

“Kami memahami kebutuhan masyarakat Pekanbaru akan layanan komunikasi yang semakin murah namun tetap berkualitas. Untuk itulah Telkomsel memberikan tarif nelpon Rp.0,- mulai detik pertama hingga 30 detik, setelah itu pelanggan tetap dapat menikmati tarif PALING MURAH lainnya yang dapat dimanfaatkan pelanggan kartu AS untuk berkomunikasi lebih leluasa dari sebelumnya, kami berharap semakin banyak masyarakat dapat merasakan hematnya nelpon dengan nyaman mulai dari detik pertama sepanjang hari ke seluruh pelanggan Telkomsel se-Indonesia,” katanya memberi jaminan.








[http://www.riauterkini.com/telkomsel.php?arr=37686]

XL Hadirkan Paket Gratis Modem Bundling Internet



Masyarakat akan semakin mudah dan leluasa mengakses layanan internet. PT XL Axiata Tbk (XL) meluncurkan program GRATIS Modem bundling dengan paket internet XL Unlimited.


Melalui program ini pelanggan akan mendapatkan GRATIS USB modem Huawei 3G/HSDPA 7.2 Mbps dengan berlangganan paket internet XL Unlimited Rp 99 ribu selama tiga bulan. Pelanggan dapat menikmati layanan akses internet tanpa batas dengan kecepatan hingga 512Kbps serta kemudahan yang terdapat dalam modem XL seperti akses melalui menu UMB *123# dan layanan web info http://123.xl.co.id yang memungkinkan pelangan untuk dapat cek pulsa, mengetahui info paket tanpa harus mencopot SIM dari modem.

Program promo ini berlaku mulai 23 Juni hingga 30 September 2011 VP Mobile Marketing Data Services XL, Jeremiah de le Cruz mengatakan, melalui program ini XL ingin semakin mempermudah masyarakat dan pelanggan dalam mengakses internet secara lebih murah sehingga manfaatnya bisa lebih mereka nikmati.
"Program ini menawarkan keleluasaan bagi pelanggan internet XL Prabayar dan masyarakat untuk berselancar di dunia maya dengan kecepatan hingga 512 Kbps hanya dengan berlanggan paket Internet XL Unlimited Rp99ribu/30hari (FUP 1GB kecepatan akan diturunkan hingga 128 Kbps)," kata dia di Jakarta, Jumat (24/6/2011).

Program GRATIS 3G USB Modem ini hanya berlaku bagi pelanggan yang membeli paket XL Internet Unlimited Rp99.000/bulan selama 3 bulan dengan kartu Perdana XL yang sudah di bundling. Pembelian dapat dilakukan di XL Center dan dealer/outlet XL. Dengan kartu Perdana tersebut pelanggan akan langsung mendapatkan layanan paket Internet XL Unlimited Rp99rb selama tiga bulan, pada bulan keempat layanan paket Internet XL

Unlimited Rp99ribu yang dinikmati pelanggan akan otomatis diperpanjang selama pulsa pelanggan tersedia dengan pemberlakuan biaya normal yaitu Rp 99 ribu/30 hari.

Untuk mendukung program ini, XL bekerjasama juga dengan penyedia modem Huawei. Sementara itu, untuk mempermudah pelanggan dan masyarakat yang ingin mendapatkan paket bundling ini, XL juga bekerjasama dengan lebih dari 200 retailer di Jabodetabek, serta didukung oleh distributor resmi XL Internet antara lain PT.SES.

Paket bundling ini berlaku nasional, untuk tahap pertama penjualan akan fokus di kota Jakarta, Bandung, Yogya, Medan, Surabaya dan Denpasar

Hingga kuartal pertama tahun 2011 jumlah pelanggan XL telah mencapai 39,3 juta pelanggan , dimana 27 juta pelanggan merupakan pengguna layanan XL Internet, dan sekitar 200 ribuan pengguna XL Internet Unlimited. Kenyamanan pelanggan dalam menggunakan layanan XL didukung oleh infrastruktur BTS (Base Transceiver Station) sejumlah lebih dari 23.267 BTS (2G/3G) BTS yang sudah mencakup sekitar 90 persen populasi Indonesia.





[http://www.tribunnews.com/2011/06/24/xl-hadirkan-paket-gratis-modem-bundling-internet]

Ponsel Tetap Bisa Bikin Mandul Meski Tidak Digunakan



Penggunaan telepon seluler (ponsel) yang berlebihan disebut-sebut bisa mempengaruhi kualitas sperma. Bahkan meski tidak dipakai, ponsel masih menyisakan risiko mandul pada pria sebesar 30 persen jika tidak benar-benar dimatikan saat dikantongi di celana.

Dalam posisi stand by atau menyala tapi tidak digunakan, ponsel tetap memancarkan radiasi elektromagnetik. Jika diletakkan di celana atau dekat dengan organ reproduksi pria, radiasi tersebut bisa mempengaruhi produksi sperma dan tingkat kesuburan pria.

"Karena radiasi ponsel bisa meningkatkan kadar testosteron di dalam tubuh, maka dampaknya adalah kualitas dan jumlah sperma berkurang," tulis para peneliti dari Queen's University di sebuah jurnal ilmiah, seperti dikutip dari Indiavision, Rabu (22/6/2011).

Dibandingkan dengan tingkat radiasi saat melakukan atau menerima panggilan telepon, tingkat radiasi ponsel dalam kondisi stand by memang lebih kecil. Namun risikonya terhadap sistem reproduksi pria tetap tinggi, karena masih menyisakan risiko mandul sebesar 30 persen.

Para peneliti menyarankan para pria untuk tidak mengantongi ponsel dalam kondisi menyala. Jika tidak benar-benar dimatikan, sebaiknya ponsel disimpan di tas atau tempat lain yang tidak memungkinkan kontak langsung dengan bagian tubuh yang dekat dengan organ reproduksi.

Meski demikian, tidak semua pakar sependapat dengan hasil penelitian para ahli di Kanada tersebut. Shivani Sachdev Gour, konsultan kesuburan dari Isis Clinic di Delhi, India mengatakan bahwa radiasi ponsel bukan pemicu utama ketidaksuburan pada pria.

Shivani mengatakan beberapa kasus ketidaksuburan pria dipicu oleh pencemaran racun dari lingkungan, sedangkan sebagian besar memang tidak diketahui penyebabnya. Namun bukan berarti ponsel boleh dikambinghitamkan sebelum ada bukti yang cukup kuat.

"Harus ada penelitian lanjutan dengan skala lebih besar untuk memastikan dampak tersebut. Bagaimanapun ponsel sudah menjadi bagian hidup manusia masa kini sehingga dampaknya sangat besar jika tidak boleh digunakan," ungkap Shivani.















[http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+Man&y=cybermed|0|0|13|692]

350 merchant di 9 ribu titik, Telkomsel bidik 7 juta pelanggan baru TCash



Telkomsel menargetkan 7 juta pelanggan baru layanan mobile wallet (TCash) sepanjang 2011. Saat ini pelanggan TCash mencapai lebih 5 juta pelanggan dengan penguasaan 43% pangsa pasar di Indonesia. Telkomsel didukung 350 merchant TCash di 9 ribu titik layanan yang melayani eMoney melalui TCash.

Hingga Mei 2011, data Bank Indonesia (BI) menyebutkan pengguna eMoney diperkirakan mencapai 10 juta yang disediakan 11 penerbit eMoney. Dari 11 penyelenggara, ada 5 bank penyedia terdiri atas 4 bank umum dan satu BPD, dari non perbankan terdiri atas lima operator seluler dan satu perusahaan non perbankan.

"Dari target 7 juta maka hingga Mei 2011, Telkomsel telah menggandeng sekitar 5 juta pengguna baru TCash. Telkomsel optimistis target 7 juta bisa tercapai di akhir 2011," kata Rayhan, GM mobile commerce development Telkomsel di Jakarta, Kamis (23/6).

Keberhasilan itu, ungkap Rayhan, karena mudahnya registrasi yang dikembangkan Telkomsel disertai dukungan 350 merchant dengan 9 ribu titik layanan.

"Hingga Oktober 2010, pangsa pasar TCash mencapai 43 persen," ungkap Rayhan pada diskusi ´Sinergi Operator dan Perbankan dalam Mendorong Tumbuhnya Less Cash Society."

Setelah mendapat ijin Bank Indonesia melalui lisensi alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), Telkomsel merilis TCash pada November 2007. Melalui lisensi itu, Telkomsel mengembangkan layanan mobile wallet (TCash) dan layanan pengiriman uang (Telkomsel Remittance).





[http://www.primaironline.com/berita/ekonomi/99246-350-merchant-di-9-ribu-titik-telkomsel-bidik-7-juta-pelanggan-baru-tcash]

Telkomsel Target 7 Juta Pelanggan T-Cash

Operator seluler PT Telkomsel memperbesar jumlah costumer base pada pangsa pasar mikro payment. Tahun ini, melalui layanan Telkomsel Cash (T-Cash), Telkomsel menargetkan 7 juta pengguna.  

"Saya kira ini bisa kita capai, karena saat ini kita sudah memiliki 5 juta pengguna T-Cash," kata Reyhan, General Manager T-Cash Management Telkomsel pada diskusi bertajuk "Sinergi Perbankan dan Operator Dalam Mendorong Less Cash Society" di FX Plasa, Jakarta, Kamis (23/6).

Reyhan mengatakan saat ini Telkomsel menguasai 43 persen pasar mikro payment melalui layanan T-Cash. Untuk meningkatkan jumlah pengguna T-Cash, pihaknya memberikan kemudahaan bagi pengguna baru. Bagi pengguna yang melakukan registrasi akan mendapatkan bonus SMS gratis.

"Bonus yang sama juga menanti jika mereka melakukan transaksi pembayaran. Sementara bagi pelanggan yang mengisi kembali uangnya (top up) memperoleh bonus free talk," katanya.

Selain menggenjot pengguna, Telkomsel juga akan memperluas merchant-merchant T-Cash. Saat ini kata Reyhan, Telkomsel telah menjalin kerja sama dengan 350 merchant dengan total terminal mencapai 8.900 unit. Merchant ini bervariasi, mulai dari agen asuransi, pembayaran tagihan, jasa pengiriman, pendidikan, fashion, makanan dan minuman, maupun life style.




[http://www.jpnn.com/read/2011/06/23/96028/Telkomsel-Target-7-Juta-Pelanggan-T-Cash-]

Interaksi Makin Sering, Bisnis Data Terus Tumbuh

Akses internet telah menjadi salah satu kebutuhan manusia. Tak cuma untuk urusan kerjaan, membuka laman-laman internet juga bertujuan menjalin interaksi melalui situs jejaring sosial. Intensitas dan interaksi yang makin meningkat turut mengerek pertumbuhan bisnis layanan data.

Otomatis, para operator penyedia layanan data semakin bergairah dan berebut menggarap ceruk pasar di luar layanan suara dan pesan. Presiden Direktur PT XL Axiata Hasnul Suhaimi mengakui legitnya pertumbuhan bisnis layanan data dalam tiga tahun terakhir. Jumlah pelanggan data XL sebanyak 8 juta orang pada tahun 2009. Setahun berselang sudah bertambah menjadi 17 juta pelanggan dan kini mencapai 27 juta pelanggan.

Jumlah pelanggan yang terus bertambah membuat kontribusi layanan data terhadap total pendapatan kian besar. Jika pada tahun 2009 porsi layanan data baru menyumbang 4%, di tahun 2010 bertambah menjadi 7% dari total pendapatan XL. "Tahun ini kami berusaha keras supaya meningkat lagi," ujar Hasnul.

Hal senada diungkapkan Direktur Penjualan Axis Syakieb Ahmad Sungkar. Dia bilang, jumlah pelanggan data Axis mencuil porsi 18% dari total pelanggan operator seluler ini. Jumlah ini, lanjut dia, naik 20% dibandingkan akhir Desember 2010. Hingga akhir tahun ini Axis menargetkan jumlah pelanggan data bakal naik 50% dibandingkan pencapaian sepanjang tahun lalu.

Ambisi Axis menggenjot porsi pelanggan data bukan tanpa alasan. Maklum, kontribusi bisnis layanan data saat ini cukup besar, yakni 30% dari total pendapatan. Artinya, menurut Syakieb, bisnis layanan data adalah pasar yang sangat menjanjikan.

Konsentrasi di kota besar
Presiden Direktur Indosat Mega Media (IM2) Indar Atmanto memandang bisnis layanan data tumbuh subur lantaran masih ada selisih yang lebar antara jumlah pengguna internet dan jumlah pelanggan paket data di tanah air.
Dia mencontohkan, jumlah akun Facebook sebanyak 47 juta di Indonesia atau terbanyak kedua di dunia. Ini bisa menjadi acuan bahwa bisnis layanan data masih berpeluang besar untuk berkembang.
Di sisi lain, penyebaran bisnis layanan data masih belum merata. Indar bilang, Jakarta, Bandung dan Surabaya masih merupakan penetrasi terbesar pasar data IM2. Begitu pula dengan Axis. Berdasarkan jangkauan wilayah, Syakieb mengatakan, pasar layanan data Axis terkonsentrasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Jawa Timur serta Sumatera Utara.

Menurut dia, pasar layanan data yang belum merata lebih disebabkan kemampuan daya beli masyarakat atas peranti seluler, seperti smartphone dan handset berbasis Generasi Ketiga (3G) atau High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) serta kepemilikan modem, masih terbatas. Hasnul menambahkan, masyarakat kota besar sudah menjadikan internet sebagai kebutuhan sehari-hari.

Agar bisa semakin banyak mendekap pelanggan, sejumlah operator pun mengeluarkan bebagai jurus. Salah satu yang jamak ditempuh operator adalah paket yang membundel layanan data dengan handset tertentu.
XL membundel layanan datanya dengan BlackBerry, iPhone, Android dan Nexian. IM2 menawarkan kemudahan dalam melakukan isi ulang pulsa menggunakan kartu kredit melalui tiga voucher Mentari, IM3 dan Matrix.




[http://lifestyle.kontan.co.id/v2/read/1308791502/71014/Interaksi-makin-sering-bisnis-data-terus-tumbuh]

XL Kecewakan Para Pedagang dan Pengecer Pulsa



Minggu ini Asosiasi Server Pulsa Indonesia (ASPINDO) protes ke XL, karena kebijakan clusterisasi. Mereka akan melakukan boikot, merekomendasi pelanggan untuk pindah operator bahkan berencana membakar kartu perdana XL.

Lebih lanjut mereka meminta kepada regulator untuk membantu menyelesaikan dispute ini. Apa sih clusterisasi dan bagaimana dampaknya? Sejak beberapa tahun terakhir, beberapa operator berupaya menerapkan konsep clusterisasi. Mereka adalah Telkomsel, Indosat, XL dan Flexi.

Telkomsel merupakan yang pertama menerapkan konsep ini. Namun konsep clusterisasi Telkomsel tidak terlalu ketat, demikian juga dengan Indosat dan Flexi. Sedangkan XL menerapkan konsep ini sejak awal 2010, dan dari waktu ke waktu konsepnya semakin ketat.

Program clusterisasi adalah program pembatasan wilayah distribusi produk, khususnya pulsa isi ulang baik voucher fisik maupun elektrik. Pulsa isi ulang yang sebenarnya bisa di distribusi secara bebas di seluruh wilayah Indonesia, kini dibatasi distribusinya. XL menetapkan wilayah-wilayah yang mereka sebut cluster.

Setiap cluster meliputi 2 sampai 5 kecamatan. Pada setiap cluster ditetapkan 1 atau 2 Dealer. Pengecer di area tersebut harus ambil barang dari Dealer yang ditunjuk. Dealer dan pengecer tidak boleh menjual di cluster lain. Bahkan ketika pengecer sedang berada di lokasi cluster lain, mereka tidak bisa menjual pulsa elektrik kepada pelanggan, karena sistemnya di blok oleh XL.

Sebetulnya konsep clusterisasi tidak hanya ada di industri seluler, konsep ini sudah umum diterapkan di industri ritel lainnya. Lantas, kenapa hal ini menjadi heboh? Perlu diketahui, distribusi pulsa elektrik di Indonesia sangat unik, karena munculnya para pengusaha server pulsa yang jumlahnya mencapai ribuan.

Server pulsa isi ulang merupakan sistem komputer yang diisi aplikasi khusus untuk dapat digunakan oleh para pengecer berjualan pulsa elektrik semua operator, dengan jangkauan nasional. Investasi untuk sistem ini bervariasi mulai dari 30 juta sampai ratusan bahkan miliaran, namun sebagian besar berkisar 75 jutaan. Pada umumnya margin yang dipatok pengusaha server pulsa sangat kecil, hanya berkisar Rp. 250 per transaksi.

Oleh karenanya pengusaha server selalu mengejar volume dengan jangkauan yang seluas-luasnya. Jika sistem dibatasi hanya satu cluster, volume transaksi menjadi sedikit, dan akhirnya merugi. Apalagi sudah bertahun-tahun mereka membangun jaringan downline nasional, yang tentunya membutuhkan usaha dan biaya yang besar. Jika clusterisasi ketat diberlakukan juga oleh Telkomsel dan Indosat, yang mana tiga operator besar ini memegang porsi lebih dari 75 persen, saya perkirakan bisnis server pulsa bakal mendadak berhenti.

Karena alasan inilah, wajar jika mereka menolak kebijakan clusterisasi. Siapakah sebetulnya yang diuntungkan oleh kebijakan ini? Pertama dan paling utama adalah Dealer. Margin mereka tergaransi dan bisnisnya bakal sustain, karena tidak ada lagi persaingan sesama Dealer. Yang lebih penting lagi, mereka terproteksi dari serangan pemain kecil yang sering merepotkan.

Lalu apa untungnya bagi operator? Pertama, jika Dealer merasa nyaman diharapkan muncul loyalitas dan komitmen terhadap tuntutan operator, dengan demikian target operator semakin aman. Kedua, operator dapat mengetahui secara pasti seberapa besar permintaan di setiap area dan seberapa mampu mereka dapat mendistribusikan barang sesuai jumlah yang dibutuhkan, tidak lebih dan tidak kurang. Apakah pengecer dapat manfaat dari kebijakan ini? Tidak!. Pengecer dan pengusaha server pulsa merupakan pihak yang paling menderita.

Jika sebelumnya mereka memperoleh supply dari Dealer mana pun yang mereka suka, sekarang mereka dipaksa mengambil barang dari Dealer yang sudah ditentukan. Jika sebelumnya mereka dapat harga bagus, kini tidak lagi. Lebih celaka lagi jika ternyata Dealer yang ditunjuk tidak mampu memberikan pelayanan yang baik. Khusus untuk pengusaha server, nasib mereka lebih buruk lagi. Karena pasar mereka dibatasi hanya 2 kecamatan sementara investasi server selalu mempertimbangkan cakupan pasar nasional.

Bagaimana dengan pelanggan, apakah mereka diuntungkan? Tidak. Bahkan bisa saja mereka dirugikan, karena pengecer akan menjual pulsa lebih mahal. Fakta ini sudah terjadi, kita lihat di lapangan pelanggan XL pada umumnya membeli pulsa nominal 10 pada harga Rp. 12 ribu, sementara pulsa operator lain dijual Rp. 11 ribu.

Melihat kenyataan di atas, sebaiknya operator khususnya XL mempertimbangan kembali kebijakan yang telah diambil. Saya meyakini pada jangka panjang hal tersebut akan merugikan bisnis XL sendiri. Yakinlah, bahwa yang berhadapan setiap hari dengan pelanggan XL adalah pengecer yang jumlahnya lebih dari 750 ribu orang, bukan Dealer yang hanya seratusan orang saja.

Sebaiknya operator lebih pro kepada jumlah 750 ribu yang dekat dengan pelanggan, bukan seratus orang yang duduk di gedung bertingkat. Jika konsep clusterisasi memang sangat dibutuhkan, konsep yang diterapkan Indosat sudah cukup memadai, bisa diterima oleh semua pihak. Pemerintah, khususnya BRTI perlu terlibat dalam penataan distribusi pulsa. Pasalnya distribusi pulsa seluler telah telanjur melibatkan lebih dari 750 pengusaha kecil, yang sebagian besar membutuhkan dukungan Pemerintah.

Ketentuan distribusi pulsa tidak boleh semata-mata ditentukan oleh operator, karena operator cenderung berpikir untuk kepentingan mereka saja, sementara bisnis ini berdampal kepada ekonomi 750 ribu keluarga. Pemerintah tidak perlu ragu masuk ke area ini, karena sejak dulu Pemerintah juga meregulasi wartel yang sebenarnya merupakan urusan bisnis Telkom. Saya kira hal ini sah saja, bahkan harus, dengan alasan berdampak luas pada pengusaha kecil yang perlu dukungan Pemerintah.






[http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/06/24/xl-kecewakan-para-pengecer-pulsa/]

Layanan hingga pelosok, perbankan didorong sinergi dengan operator seluler



Dunia perbankan diminta melakukan sinergi dengan operator telekomunikasi untuk menjangkau layanan hingga ke pelosok Indonesia, karena biaya operasionalnya sangat tinggi apabila perbankan yang menyediakan. Meski diakui, e-payment menghadapi tantangan kultur masyarakat yang belum terbiasa berbelanja dengan katalog, barang harus dilihat dan tawar-menawar.

´´Kalau bank harus menyediakan layanan hingga pelosok, biaya operasionalnya sangat tinggi sekali. Ini ada operator yang memiliki infrastruktur, mengapa tidak dimanfaatkan,´´ kata Ida Yunarti, analis senior Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (23/6) menanggapi kecemasan perbankan terhadap kehadiran operator telekomunikasi melayani bisnis micro finance.

Dia mengakui saat ini ada lima operator telekomunikasi yang menyediakan layanan eMoney dan layanan pengiriman uang (remittance). Selaku regulator, BI memang mendorong pertumbuhan sektor ini dengan harapan transaksi menggunakan uang giral bisa digantikan dengan transaksi elektronik menggunakan eMoney.

Disisi lain, lahan micro finance seperti eMoney sangat luas sekali. ´´Tidak mungkin perbankan mampu menggarap sektor ini sendirian, mengingat luasnya wilayah kita, ´´ kata  Ida Yunarti, pada diskusi mengenai Sinergi Perbankan & Operator dalam Mendorong Less Cash Society´´, di Jakarta, Kamis (23/6).

Karena itulah diperlukan sinergi antara perbankan dengan operator telekomunikasi. Salah satu pertimbangannya, operator telekomunikasi memiliki infrastruktur dan coverage yang luas hingga pelosok.

´´Kalau bank harus menyediakan layanan hingga pelosok, biaya operasionalnya sangat tinggi sekali. Ini ada operator yang memiliki infrastruktur, mengapa tidak dimanfaatkan,´´ kata Ida.

Sekalipun berperan sebagai penerbit layanan eMoney, Ida mengemukakan bahwa operator telekomunikasi bukanlah pesaing. Pasalnya segmentasi yang dibidik berbeda. Sekalipun operator telekomunikasi menjadi penerbit eMoney, ´´Uangnya kembali juga ke bank,´´ ujar Ida.


Tantangan e-payment
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, Handaka Santosa mengingatkan, pengembangan eMoney di Indonesia menghadapi tantangan kultur masyarakat.

"Masyarakat masih belum terbiasa berbelanja dengan katalog, karena masih harus melihat secara fisik atau memegang barang yang akan dijual. Lalu masih senang menawar harga yang dijual," ungkap Handaka di tempat yang sama.

Tantangan lain, ungkapnya, kepercayaan antara penjual dan pembeli masih tipis. Kepercayaan kepada pembayaran elektronik pun masih kurang. Padahal, eMoney sangat nyaman bagi nasabah karena tidak perlu membawa uang tunai serta cepat dan nyaman.





[http://www.primaironline.com/berita/Ekonomi/88246-layanan-seluler-hingga-pelosok-bi-dorong-perbankan-sinergi-dengan-operator]

Natrindo, Operator AXIS Ganti Nama



PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) atau lebih dikenal sebagai operator telekomunikasi Axis melakukan perubahan nama perusahaan menjadi PT Axis Telekom Indonesia.

Perubahan nama tersebut telah disahkan berdasarkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 7 Juni 2011, dan saat ini dalam proses penyesuaian dan perubahan yang dianggap perlu sehubungan dengan perubahan nama badan hukum itu.

Namun, informasi rinci lain seperti alamat, nomor telepon perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak Perusahaan (NPWP) dan sebagainya akan tetap sama.

“Dengan surat pemberitahuan ini, seluruh dokumen maupun kontrak yang saat ini sedang berjalan akan menggunakan nama PT Axis Telekom Indonesia,” ujar Herumurti Sutaryo, Head of Legal PT Axis Telekom Indonesia, dalam siaran pers yang diterima Bisnis, hari ini.

Natrindo tercatat meluncurkan layanan selular Axis sejak April 2008, di mana hingga kini telah melayani sekitar 11 juta pelanggan dan telah beroperasi di lebih dari 400 kota di Indonesia.






[http://www.bisnis.com/korporasi/aksi-korporasi/28598-natrindo-ganti-nama]

Dinilai Rugikan Pengecer Pulsa, Aspindo Desak XL Axiata Hapus Hard Cluster



Kebijakan hard cluster XL dalam pendistribusian pulsa mengundang reaksi keras Asosiasi Server Pulsa Indonesia (Aspindo). Mereka mendesak XL menghapus kebijakan hard cluster dan mengancam akan melakukan aksi boikot.


Lebih dari sekadar menghentikan penjualan pulsa, Aspindo juga akan menggiring pelanggan mereka ke operator lain. Aspindo mengklaim memiliki sekitar 3 juta pelanggan.

“Kebijakan hard cluster ini sangat merugikan kami,” ujar Ketua Umum Aspindo, Dwi Lesmana dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/6). Kebijakan itu disebutnya telah menimbulkan kerugian pedagang multichip atau server pulsa. Mereka juga mengalami kesulitan mendapatkan stok.

Hard cluster XL berlaku sejak April 2011. Dimana cluster  area penjualan XL sangat ketat, kartu yang diisi harus berada satu area dengan kartu dompul (dompet pulsa).

Satu cluster terdiri dari 2-4 kecamatan. Jika pada awalnya pedagang pulsa bebas menjual dan mengisi pulsa ke mana saja, maka dengan adanya sistem hard cluster,  wilayah cakupan penjualan jadi semakin sempit. Stok juga semakin dibatasi.

Kebijakan tersebut menurut Dwi berakibat pada menurunnya pendapatan para pengusaha server, ”Ini memangkas usaha kami. Anggota yang tergabung dalam Aspindo sebanyak 1000 pengusaha. Adapun yang mengoptimalkan usaha server sekitar 10 ribu pengusaha,”  ugkap Dwi Lesmana.

Penjualan pulsa elektronik di Indonesia mendominasi penjualan pulsa. Diperkirakan   60-70 persen peredaran pulsa menggunakan pulsa elektronik, ketimbang vocer fisik. Sayangnya, bisnis ini belum memiliki payung hukum, memicu multipersepsi dari pihak industri.

“Pihak XL membuat aturan yang tidak memihak pada karakteristik bisnis pulsa elektronik,” kata Sekjen Aspindo, Andry Desuardi. Aspindo mendesak pelaksanaan hard cluster sampai semua pihak siap.

XL diminta untuk memperluas area penilaian recharge inner cluster  menjadi propinsi, memperbesar toleransi inner cluster menjadi 50 persen.  Pihak Aspindo juga menuntut penghapusan pembatasan alokasi server, dan meminta kepada pihak XL untuk menjamin pemberian stok non H2H (home to home) kepada server non dealer.






 [http://www.republika.co.id/berita/trendtek/telekomunikasi/11/06/22/ln6uhk-dinilai-rugikan-pengecer-pulsa-aspindo-desak-xl-axiata-hapus-hard-cluster]

Ada Ribuan Ponsel Esia Murah di PRJ



Salah satu provider telepon seluler, Esia menyiapkan ribuan buah Hp Esia yang ditawarkan mulai dari harga Rp 99 ribu hingga Hape AHA Touch seharga Rp 1,5 juta.


Esia juga akan menerima penukaran hp lama dalam kondisi apa pun untuk mendapatkan discount tambahan bagi pembelian produk Esia maupun AHA.

Program penukaran hp lama ini sekaligus menunjang upaya kesadaran lingkungan Hijau Untuk Negeri mengingat hp lama jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi barang rongsokan yang mengancam kesehatan. Semua bisa diperoleh di both Esia di Pekan Raya Jakarta.

"Selain menyediakan ribuan ponsel murah, Esia juga meramaikan suasana PRJ dengan menggelar permainan yang memberi kesempatan masyarakat mendapatkan keuntungan tambahan mulai dari potongan harga hingga gratis Hape Esia lainnya atau beli 1 dapat 1 gratis," ungkap ujar Irfandi Firmansyah, Executive Vice President PT Bakrie Telecom dalam keterangan pers, Rabu (22/6/2011).

Menurut Irfandi, keikutsertaan Esia dalam Pekan Raya Jakarta ini merupakan keikutsertaan keempatkalinya. Dengan berbagai tawaran ponsel murah dan berkualitas serta didukung jaringan handal, Esia menjadi pilihan utama masyarakat Jakarta yang mengunjungi PRJ.

“Tahun lalu kami berhasil menjual hingga 140 ribu Hape Esia. Dengan tawaran hp Esia yang makin murah dan beragam, kami yakin bisa melampaui target penjualan tahun lalu,” kata Irfandi.





[http://www.tribunnews.com/2011/06/22/ada-ribuan-ponsel-esia-murah-di-prj]

ASPINDO Hasut Pengguna XL untuk Pindah Operator

Asosiasi Server Pulsa Indonesia (ASPINDO) mengatakan bahwa mereka akan 'memboikot' PT XL Axiata Tbk (XL), dengan cara menghasut pengguna kartu XL untuk pindah ke operator lain, melalui jaringan pemilik server pulsa di seluruh Indonesia.

"Langkah ini kami lakukan sebagai aksi keprihatinan dalam kebijakan aturan Hard Clusterisasi yang diterapkan XL sejak awal April lalu," ujar Andry Desuardi, Sekertaris Jenderal ASPINDO, di Jakarta, Selasa (21/6/2011). ASPINDO sendiri menyatakan, melalui jaringan mereka, akan berhenti mensuplai pulsa XL ke 3 juta penggunanya, serta akan menganjurkan mereka untuk pindah ke operator lainnya.

Bahkan ASPINDO berencana juga akan membakar 10 juta kartu perdana XL dalam waktu 60 hari. "Aksi tersebut dimulai sejak tanggal 10 Juni," ungkap Andry. Andry menjelaskan bahwa aksi yang mereka lakukan bukan hal yang tidak memiliki rencana. "Sebelumnya kami sudah tiga kali melakukan pertemuan dengan pihak XL, yakni pada Oktober 2010, Mei 2010, dan Mei 2011, namun hasilnya tidak seperti yang kita harapkan," katanya. "Jika isu ini tidak direspon, maka kami akan terus melakukan aksi keprihatinan ini," ungkap Andry.

Sebelumnya beberapa waktu yang lalu sempat terjadi aksi pembakaran kartu perdana XL di Jakarta, Makassar dan Bali, oleh para pelaku server pulsa, sebagai bentuk penolakan mereka atas peraturan tambahan dari Clusterisasi yang disebut Hard Clusterisasi. "Selesai pertemuan ASPINDO hari ini, kami sudah memiliki keputusan dan tuntutan, yang kemudian akan disusun sebagai sebuah rilis resmi, untuk kemudian disampaikan lagi ke pihak XL," ujar Dwi Lesmana Y, Ketua Umum ASPINDO.

Dwi menjelaskan bahwa peraturan Hard Clusterisasi adalah peraturan yang membatasi pengisian pulsa digital/elektrik. "Sebagai contoh, server pulsa A hanya bisa mensuplai untuk wilayah cluster A saja. Satu cluster sendiri terdiri dari 2 sampai 4 kecamatan," timpal. Dwi. "Akibat diterapkannya tambahan peraturan ini, para pengusaha server pulsa banyak yang merugi, bahkan sudah ada yang gulung tikar," jelas Andry.

Clusterisasi sendiri adalah tata niaga distribusi pulsa oleh operator seluler yang memberlakukan pembagian wilayah dengan masing-masing area. Saat ini yang sudah memberlakukan aturan tersebut adalah XL, Indosat dan Telkomsel. Sementara untuk Hard Clusterisasi baru pihak XL saja yang menerapkannya.






[http://techno.okezone.com/read/2011/06/21/54/471087/aspindo-hasut-pengguna-xl-untuk-pindah-operator]

Dianggap tidak Adil, Aspindo Ancam Boikot XL


Pasti pernah beli pulsa elektronik kan? Asal tahu saja, 60% – 70% peredaran pulsa di tanah air ini didominasi oleh pulsa elektronik. Namun sampai saat belum ada payung hukum dan tata niaga yang mengatur usaha pulsa elektronik itu.
Alhasil pihak industri ‘bebas’ menerapkan peraturan. Dan ini dilakukan XL  “Pihak XL membuat aturan yang tidak memihak pada karakteristik bisnis pulsa elektronik,” kata Andry Desuardi, Sekretaris Jendral Aspindo (Asosiasi Server Pulsa Indonesia) dalam rilis pers yang PCplus terima.
Apa sih yang dilakukan XL? Sejak April lalu, perusahaan ini menerapkan kebijakan hard cluster dalam distribusi pulsa. Maksudnya, kartu yang diisi harus berada satu area dengan kartu dompul (dompet pulsa). Satu cluster terdiri dari 2 – 4 kecamatan. Artinya, para pedagang pulsa tidak lagi bebas menjual dan mengisi pulsa ke mana saja, tetapi terbatas pada area tertentu.
Kebijakan ini, kata Dwi Lesmana Y. (Umum Aspindo) dalam acara Rapim Aspindo di Jakarta baru-baru ini, membuat pendapatan para pengusaha server pulsa turun. ”Ini memangkas usaha kami. Anggota yang tergabung dalam Aspindo sebanyak 1000 pengusaha. Adapun yang mengoptimalkan usaha server sekitar 10 ribu pengusaha,”  keluh Dwi.
Pelaksanaan cluster ini, menurut Aspindo, tidak adil. Karena itu Aspindo menuntut XL menunda kebijakannya sampai semua pihak siap. Aspindo juga mendesak XL untuk memperluas area penilaianrecharge inner cluster menjadi propinsi, memperbesar toleransi inner cluster menjadi 50%.  Tuntutan lainnya adalah penghapusan pembatasan alokasi server, dan  meminta XL menjamin pemberian stok non H2H (home to home) kepada server non dealer.
Menurut Dwi, masalah di atas sudah dibicarakan beberapa kali dengan XL. Sayang belum ada titik temu sehingga mencuatlah demo penolakan di beberapa wilayah. Di Malang, Sidoarjo dan Jabotabek misalnya, langkanya stok menyebabkan komunitas pedagang pulsa menginstruksikan penggantian chip XL dengan operator lain.  Bahkan di ada juga demo pembakaran kartu perdana XL.
Dalam Rapim Aspindo, ungkap Andry,  juga sudah diputuskan untuk memboikot dan melakukan pengalihan 3 juta pelanggan XL ke operator lain dalam jangka 60 hari. Atau sampai tuntutan Aspindo dipenuhi.
Nah, kita tunggu saja perkembangan berikutnya. Dan semoga tidak menyulitkan pengguna XL.


[http://www.tabloidpcplus.com/2011/06/22/dianggap-tidak-adil-aspindo-ancam-boikot-xl]

XL Launching Gadget Corner

Sebagai wujud apresiasi XL terhadap pelanggannya, PT XL Axiata North Region, Selasa malam, 21 Juni, meluncurkan XL Gadget Corner yang masuk dalam rangkaian bazaar HP murah, coaching clinic gadget, PS Competition, dan bundling gadget dengan harga khusus hanya selama tiga hari, 21-23 Juni yang dipusatkan di Grha XL Center Pettarani.


Vice President XL North Region, Nuruddin Al Fitroh mengungkapkan, program tersebut khusus dipersembahkan bagi pelanggan XL di Makassar yang saat ini sudah dapat merasakan layanan data yang murah dan berkualitas.

Selain itu, peningkatan kapasitas dan perluasan jaringan terus dilakukan. Hal itu untuk memberikan kepuasan dam kenyamanan berkomunikasi terhadap pelanggan XL khususnya di Makassar.

“Dalam bazaar ini, XL juga akan memfasilitasi pelanggan yang menginginkan informasi lebih jauh tentang gadget yang dibundling dengan promo internet termurah dan berkualitas,” sebut Nuruddin.

Dalam event ini, tersedia beragam produk bundling ponsel, modem, dan tablet. Diantaranya, BlackBerry Torch yang dibanderol dengan harga spesial Rp3.999.000, MiTO 362 TV yang dijual Rp249 ribu, dan Samsung Galaxy Tab dijual Rp4.799.000.

Juga ada paket modem internet murah hanya Rp299 ribu, termasuk gratis seblan paket internet unlimited. Paket internet lainnya adalah BB Rp69 ribu per bulan untuk tiga bulan pertama hanya dengan membeli kartu perdana khusus.

“XL juga memberikan diskon 50 persen untuk paket broadband internet unlimited atau hanya seharga Rp50 ribu sudah bisa berinternetan sepuasnya selama sebulan,” jelasnya.

Selain itu, juga ada BB Kepler, BB Onyx2, serta beragam produk ponsel China dengan teknologi tercanggih, seperti HP Gamers LS11, HP TV Touchscreen LS2, dan HP TV Touchscreen LS7. Kegiatan ini, juga dirangkaikan dengan sejumlah kompetisi, seperti Fixie Bike Competition, yang digelar 22 Juni dan PS Competition pada 23 Juni. Pendaftarannya hanya dengan mengisi pulsa minimal Rp10 ribu.



[http://www.fajar.co.id/read-20110621235556-xl-launching-gadget-corner]

Kebijakan Hard Cluster XL Rugikan Pelanggan

Penerapan kebijakan hard cluster XL dalam pendistribusian pulsa mengakibatkan pedagang multichip atau server pulsa mengalami kesulitan mendapatkan stok. Hard cluster XL berlaku sejak April 2011. Dengan sistim cluster , area penjualan XL sangat ketat, kartu yang diisi harus berada satu area dengan kartu dompul (dompet pulsa). Satu cluster terdiri dari 2-4 kecamatan.

Jika pada awalnya pedagang pulsa bebas menjual dan mengisi pulsa ke mana saja, maka dengan adanya sistem hard cluster, wilayah cakupan penjualan jadi semakin sempit. Stok semakin dibatasi
Menurut Ketua Umum Asosiasi Server Pulsa Indonesia Dwi Lesmana Y, dalam penjelasannya Rabu (22/6/2011) kebijakan hard cluster sangat merugikan pengusaha server.

Kebijakan tersebut menurut Dwi berakibat menurunnya pendapatan para pengusaha server, ”Ini memangkas usaha kami. Anggota yang tergabung dalam Aspindo sebanyak 1000 pengusaha. Adapun yang mengoptimalkan usaha server sekitar 10 ribu pengusaha,” ugkap Dwi Lesmana .

Sebagaimana diketahui 60-70 persen peredaran pulsa di Indonesia dikuasai oleh pulsa elektronik. Besarnya potensi usaha pulsa elektronik ini ternyata belum ada tata niaga dan payung hukum yang mengaturnya. Hal ini yang memicu multipersepsi dari pihak industri.

“Pihak XL membuat aturan yang tidak memihak pada karakteristik bisnis pulsa elektronik,” tambah Andry Desuardi, Sekretaris Jendral Aspindo.

Maka dari itu pihak Aspindo melalui siaran pers-nya menyatakan sikap, menolak pelaksanaan clusterisasi yang tidak adil. Serta menuntut penundaan pelaksanaan hard cluster sampai semua pihak siap.
Tuntutan lainnya adalah mendesak kepada pihak XL untuk memperluas area penilaian recharge inner cluster menjadi propinsi, memperbesar toleransi inner cluster menjadi 50%.
Pihak Aspindo juga menuntut penghapusan pembatasan alokasi server, dan meminta kepada pihak XL untuk menjamin pemberian stok non H2H (home to home) kepada server non dealer.

Problem tersebut, menurut Dwi sudah dibicarakan beberapa kali dengan pihak XL, namun belum ada titik temu. Hingga pada akhirnya muncul berbagai demo dan aksi keprihatinan di berbagai daerah. Di Malang, Jawa Timur, terjadi penolakan dan aksi spontan yang dilakukan komunitas pedagang pulsa dengan menginstruksikan penggantian chip XL dengan operator lain karena langkanya stok. Daerah-daerah lain seperti Sidoarjo, Jabotabek dan beberapa kota lain pun mengikuti langkah tersebut.

Beberapa pengusaha server telah melakukan boikot dengan cara memasang iklan di surat kabar yang intinya stok XL lebih susah diperoleh karena langka. Malahan beberapa daerah lainnya telah melakukan demo pembakaran kartu perdana XL yang dilakukan di Banten, Jabodetabek, Malang dan Sidoarjo.

Demo tersebut, lanjut Andry, tidak akan berhenti di situ, pihak Aspindo sudah memutuskan dalam Rapim akan memboikot dan melakukan pengalihan 3 juta pelanggan XL ke operator lain dalam jangka 60 hari. Atau sampai tuntutannya dipenuhi.





[http://www.tribunnews.com/2011/06/22/kebijakan-hard-cluster-xl-rugikan-pelanggan]

XL Dituntut Hapus Kebijakan Hard Cluster


Clusterisasi yang dilakukan oleh operator XL, ternyata berdampak pada para pelaku bisnis pulsa. Mereka tak  leluasa lagi berjualan pulsa elektronik, karena dibatasi cakupan wilayah penjualannya. Akibatnya, banyak pedagang pulsa yang menurun penjualannya, bahkan bangkrut dan menutup usahanya. Padahal 60-70 persen, penjualan pulsa lewat pulsa elektronik.



Kondisi itulah, yang membuat para pebisnis pulsa yang tergabung dalam Aspindo (Asosiasi Server Pulsa Indonesia) menolak system clusterisasi. Karena prinsip clusterisasi berlawanan dengan prinsip penjualan pulsa elektronik.

“Sistem pulsa elektronika, kan tidak bisa dibatasi areanya, retail bisa membeli dimana saja,” jelas Dwi Lesmana Y, Ketua Umum, Aspindo, Asosiasi Server Pulsa Indonesia kepada wartawan di sela acara Rapim ASPINDO di Jakarta, Selasa (21/6)

Menurut Dwi, pada awalnya program cluster tidak bermasalah bagi pengusaha server. Karena hanya mengatur wilayah penjualan. Namun ketika program cluster diketatkan. Dimana pengusaha bisnis pulsa, harus membeli dari dealer di area tersebut, tidak boleh membeli dari area lain. Untuk menjual juga dibatasi, tidak diperbolehkan keluar dari wilayahnya, pengusaha bisnis pulsa menjerit. “Agen kita kan tidak hanya ada di satu cluster saja, namun juga berada diluar wilayah, bagaimana kami bisa jualan,” tambah Dwi Lesmana.

Dampak lainnya, mereka jadi sangat tergantung kepada dealer yang berkuasa di satu cluster. Sehingga stok voucher menjadi terbatas. Sementara pebisnis pulsa juga dibatasi oleh sederet aturan yang ruwet. Seperti soal target inner cluster, yang akan menentukan pembelian pulsa berikutnya. Jika target inner cluster tidak terpenuhi, maka jatah pulsa berikutnya akan dikurangi. Sedangkan jika mereka menjual keluar dari wilayah penjualan. “Kita akan dinilai performance penjualan tidak bagus,” sambung Andry Desuardi, Sekretaris Jenderal Aspindo.

Sayangnya bisnis pulsa elektronik, hingga saat ini belum ada tata niaganya.  Masih sangat tergantung kepada kebijakan masing-masing operator. Padahal bisnis pulsa elektronik berkembang dari tahun 2004. Multi efek bisnis pulsa elektronik sangat luar biasa. Karena mampu menggerakan sektor perekonomian rakyat. “Sekarang semua orang bisa bisnis pulsa, hanya bermodalkan 50 ribu sampai 100 ribu,” jelas Dwi.

Karena itu mereka meminta operator XL,  agar meninjau kembali kebijakannya, serta menuntut penundaan hard cluster sampai semua pihak siap. “Kita juga minta agar XL memperluas recharge inner cluster menjadi propinsi, serta memperbesar toleransi inner cluster menjadi 50 %,” tegas Dwi. Dan Aspindo juga minta penghapusan alokasi server dan memberika jaminan stok non H2H (host to host) kepada server non dealer.





[http://www.telsetnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2745:xl-dituntut-hapus-kebijakan-cluster-&catid=72:telco&Itemid=48]

ASPINDO Tolak Aturan Hard Clusterisasi XL

ASPINDO JAKARTA - Asosiasi Server Pulsa Indonesia (ASPINDO) menolak keras peraturan Hard Clusterisasi yang diterapkan oleh PT XL Axiata Tbk (XL) sejak awal April lalu. Hard Clusterisasi adalah tambahan dari peraturan Clusterisasi yang sudah diterapkan oleh XL, Indosat dan Telkomsel. Clusterisasi sendiri adalah tata niaga distribusi pulsa oleh operator seluler yang memberlakukan pembagian wilayah dengan masing-masing area.

"Aksi pembakaran kartu perdana XL beberapa waktu yang lalu di Jakarta, Makassar dan Bali merupakan salah satu bentuk kekecewaan dari pelaku server pulsa," ujar Dwi Lesmana Y, Ketua Umum ASPINDO, di Jakarta, Selasa (21/6/2011).

Dwi menjelaskan bahwa peraturan Hard Clusterisasi adalah peraturan yang membatasi pengisian pulsa digital/elektrik. "Sebagai contoh, server pulsa A hanya bisa mensuplai untuk wilayah cluster A saja. Satu cluster sendiri terdiri dari 2 sampai 4 kecamatan," ujar Dwi. Sehingga jika pengguna Jakarta mengisi pulsa elektrik dari Surabaya, maka pengisiannya akan gagal. Dwi mengatakan bahwa dengan diberlakukannya Hard Clusterisasi juga memberatkan pihak dealer. "Karena efeknya harga pulsa XL di retail juga naik, dari Rp300 sampai Rp500," ungkapnya. Atas kebijakan ini, maka banyak pengusaha yang sudah mengembangkan jaringannya di luar daerah jelas akan merasa rugi.

"Akibat diterapkannya tambahan peraturan ini, para pengusaha server pulsa banyak yang merugi, bahkan sudah ada yang gulung tikar," jelas Andry Desuardi, Sekertaris Jenderal ASPINDO. Sampai saat ini baru XL yang baru menetapkan aturan Hard Cluster. Operator lainnya belum mengambil langkah.

Dalam menanggapi tambahan aturan tersebut, ASPINDO yang hari ini melakukan rapat konsolidasi, mengeluarkan sebuah keputusan yaitu: - Menolak pelaksanaan Clusterisasi yang tidak adil. Sementara tuntutannya yaitu: 1. Penundaan pelaksanaan Hard Cluster sampai semua pihak siap. 2. Memperluas area penilaian recharge inner cluster menjadi propinsi 3. Memperbesar toleransi penilaian angka recharge inner cluster menjadi 50 persen 4. Menghapus pembatasan alokasi server 5. Menjamin pemberian stok non host-to-host (H2H) kepada server non dealer.





[http://techno.okezone.com/read/2011/06/21/54/471073/aspindo-tolak-aturan-hard-clusterisasi-xl]

Dua Ribu Industri Telko Berkumpul Di CommunicAsia

Sebanyak 2.000 pelaku industri telekomunikasi dari 59 negara di seluruh dunia meramaikan pameran CommunicAsia 2011 yang digelar di Singapura pada 21-24 Juni 2011.

Selama pagelaran tersebut diprediksikan akan dikunjungi sebanyak 55.000 orang pengunjung dari 100 negara. Mereka akan mengunjungi berbagai pameran industri telekomunikasi dan informasi serta broadcasting, konferensi dan seminar mengenai teknologi informasi.

Menteri Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Singapura Yaacob Ibrahim mengatakan, pertumbuhan TI di dunia sangat besar. Saat ini pasar teknologi komputansi awan (clou computing) terus meningkat dari 40 miliar dollas AS pada tahun ini menjadi 20 miliar dollar AS sembilan tahun ke depan.

“Ke depannya, selain teknologi komputansi awan, pengembangan teknologi IT akan diarahkan ke green IT, selain hemat energi diharapkan dengan green IT ini teknologi komunikasi dan informasi yang ada tidak akan merusak lingkungan,” kata Yacoob saat membuka pameran di Singapura, Selasa (21/6/2011).

Sementara ketua penyelenggara CommunicAsia 2011, Stephen Tan menjelaskan, dalam eksebisi tersebut, selain menggelar produk-produk terbaru mereka,  para peserta akan memberikan penjelasan mengenai teknologi mereka.

Yang terbaru dalam pameran tersebut adalah bergabungnya Nokia. Selama ini Nokia tidak pernah mau bergabung dalam penyelenggaraan CommunicAsia sebelumnya dan vendor handset seluler asal Finlandia itu sering menggelar pameran tersendiri di tempat lain.





 [http://www.tribunnews.com/2011/06/21/dua-ribu-industri-telko-berkumpul-di-communicasia]

News

 
Copyright © Agung Pulsa. Original Concept and Design by My Blogger Themes | Tested by Pulsa HP Murah | Best Credit Cards