Indosat yang kini di bawah kendali penuh Qatar Telecom (Qtel) terus merombak organisasi perusahaan hingga tercapai efisiensi dan laba positif. Salah satunya dengan mengambil alih kendali broadband ritel dari anak perusahaannya, Indosat Mega Media (IM2).
Menurut Direktur Indosat, Fadzri Sentosa, salah satu alasan kendali broadband retail ditarik dari IM2 ke pusat karena layanan ini juga diselenggarakan oleh seluler Indosat. Nah, diharapkan olehnya dengan pengambilalihan kendali ini, bisa membuat efisiensi sehingga laba Indosat yang sempat tergerus bisa ikut terkatrol.
Seperti diketahui, pendapatan Indosat dari seluler mengalami penurunan Average Revenue Per User (ARPU), dari Rp 33.827 pada triwulan pertama 2010 menjadi Rp 28.828 di triwulan pertama 2011.
Sementara pelanggan Fixed Wireless Access (FWA) hilang 38,1% dari 686,5 ribu nomor menjadi 424,8 ribu nomor. Sedangkan pelanggan broadband tergerus 28,1% dari 755,6 ribu nomor menjadi 543,2 ribu nomor
"Terus terang kami cukup terpukul dengan kehilangan ini, khususnya di segmen bawah. Agar bisa bangkit, kami keluarkan brand baru, Indosat Internet, yang akan kita dorong sebagai produk broadband kita," tutur Fadzri saat ditemui detikINET di sela peletakan batu pertama pembangunan Qtel Village di Yogyakarta, akhir pekan lalu.
Dengan dikeluarkannya produk broadband itu, Fadzri mengakui Indosat akan melakukan perombakan organisasi di IM2 yang selama ini juga memasarkan produk broadband ritel. "Ya namanya organisasi, wajar saja jika dilakukan perubahan demi tercapainya tujuan," kata dia.
Dengan perombakan ini, menurutnya Indosat tidak akan menambah jajaran direksi baru. Dengan demikian, IM2 juga tidak akan dilebur maupun dilepas (spin off). "IM2 tak akan kami dilusi karena brand-nya cukup kuat," kata Fadzri.
Indosat sendiri sejak diambil alih dari STT Telecom oleh Qtel 2008 lalu, mulai membenahi setiap lini yang dianggap memberatkan. Selain memangkas direksi dari sembilan jadi lima, Indosat juga menawarkan program pensiun dini bagi top eksekutif yang sudah dianggap tak sejalan.
Adel al-Mutawa, Executive Director of Group Communication Qtel, menolak berkomentar banyak mengenai rencana besar yang akan dilakukan di Indosat. Namun menurutnya, Qtel sebagai pemegang saham mayoritas 65%, ingin terus mempertahankan kekuasaannya selama mungkin di Indosat.
"Indonesia merupakan pasar yang penting bagi kami sebagai operator telekomunikasi Top 20 dunia. Di sini, kami ingin bertahan untuk jangka waktu yang lama," kata Adel saat diwawancarai detikINET.
Wajar saja jika Qtel ingin terus bersama Indosat. Sebab, meskipun kondisi Indosat tengah menurun, perusahaan itu tetap memberikan kontribusi signifikan. Dengan sumbangan pendapatan 30,08%, Indosat memberikan kontribusi terbesar bagi seluruh anak usaha Qatar Telecom Group.
[http://www.detikinet.com/read/2011/06/27/102354/1669163/328/indosat-siap-rombak-im2?i991101105]
0 komentar:
Posting Komentar