Waspada! Hacker Mudah Serang Android
Beberapa tahun belakangan teknologi ponsel di tanah air mengalami perubahan besar. Pemain baru dalam teknologi sistem operasi yang bernama Android hadir menawarkan berbagai kenikmatan dan kemudahan dalam berselancar di dunia maya.
Android merupakan sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Sistem ini menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak.
Berbagai fitur yang ditawarkan Android seperti, Kerangka aplikasi yang memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia, Dalvik mesin virtual yang menambahkan mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat mobile, Grafik 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL, SQLite untuk penyimpanan data, serta ampuh untuk memutar berbagai macam media seperti audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF), benar-benar mengoptimalkan sebuah kecanggihan perangkat teknologi yang memudahkan penggunanya.
Android hadir dan dikemas oleh banyak nama-nama merk handphone (HP) ternama seperti Samsung, Motorola, Nexia, HTC, dll. Dalam ketenaran dan kepopulerannya belakangan ini, Android ternyata memiliki sebuah kelemahan yang harus diwaspadai para penggunanya. Sistem operasi yang rilis pada Tanggal 5 November 2007 ternyata mudah di hack. Benarkah? Lalu apa saja yang menyebabkan?
Sistem operasi Android dikatakan Chairman of Trend Micro Steve Chang, bersifat open-source. Hal tersebut kemudian menyebabkan Hacker dapat dengan mudah memahami arsitektur dan sumber kode di dalamnya. Setali tiga uang, hal ini kemudian juga diteliti oleh para peneliti dari University of Ulm, Jerman, mereka kemudian mengklaim bahwa sebanyak 99% dari pengguna Android rentan terhadap serangan hacker saat mereka login di jaringan yang tak aman.
Kelemahan membahayakan bagi para pengguna Android yang memakai piranti Android 2.3.3 atau versi yang lebih lama di mana sebagian besar pengguna Android memakai versi ini.
Begini kronologi masalah tersebut, Saat para pengguna ponsel Android memasukkan informasi loginnya kepada layanan Twitter, Facebook dan Google Calendar, ClientLogin akan menerima authentication token yang dikirimkan dalam bentuk file cleartext. Usia authentication token ini mencapai 14 hari, hal tersebutlah yang kemudian menyebabkan para hacker bisa mengakses informasi yang tersimpan dalam file tersebut dan menggunakannya untuk hal-hal yang tidak bertanggungjawab seperti mengakses akun si korban tanpa sepengetahuan pemilik aslinya.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan Android lebih rentan virus ketimbang iOS Apple. Pada iOS, tiap aplikasi membutuhkan izin dari Apple sebelum dipasarkan di iTunes.
Pada aplikasi Skype 'cacat' pada Android juga menunjukan kelemahannya. Hal ini bahkan 'ditangkap' sendiri oleh Android Police. Mereka mengatakan dalam hal ini membuat hacker mudah mencuri data pribadi pengguna Android.
Tapi tenang saja, hal tersebut bukannya tidak mungkin tidak teratasi. Langkah-langkah pencegahan berikut dapat diambil:
1. Gunakan layanan mobile 3G atau 4G saja alih-alih memakai Wi-Fi publik.
2. Matikan automatic sync saat terkoneksi dengan Wi-Fi dan hindari jaringan Wi-Fi yang tidak aman.
3. Pengguna Android sebaiknya segera mengupdate pirantinya ke versi 2.3.4 atau 3.0. Hal tersebut karena kelemahan pada Android 2.3.4 telah diatasi pada versi 3.0.
4. Bagi para pengembang dan pengguna Android yang memiliki aplikasi yang memakai ClientLogin, beralihlah ke https. Hal tersebut lebih disarankan karena aman.
[Suara Merdeka]
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar:
Posting Komentar