Sistem operasional Android membuat impor telepon seluler (ponsel) dari Korea Selatan meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang periode Januari-Mei lalu impor ponsel melonjak 21,36% menjadi US$ 107,45 juta bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Chief Operating Officer PT Telesindo Shop, pengelola merek TiPhone, Lily Salim menjelaskan kenaikan impor seiring dengan booming-nya ponsel yang menggunakan sistem operasi Android di kalangan masyarakat Indonesia. Menurutnya, mulai banyak yang beralih menggunakan ponsel Android.
Menurut Lily, Samsung dan LG merupakan perusahaan Korea Selatan yang gencar membanjiri pasar dengan sistem Android. Dia bilang kedua perusahaan tersebut mengeluarkan produk yang lebih unggul ketimbang produsen lainnya. "Misalnya, mereka menggunakan android paling baru, ponsel China masih menggunakan android Froyo," jelas Lily kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Hal itu diperkuat oleh faktor harga ponsel Korea yang semakin terjangkau. Awalnya, pangsa pasar ponsel Korea itu menyasar kalangan menengah atas atau kelas ekonomi ABC. Namun, Lily bilang, produsen dari Negeri Ginseng ini kemudian menyasar pasar yang lebih rendah sehingga permintaan semakin tinggi.
Direktur Bisnis Mobile PT Samsung Electronic Indonesia Budi Janto mengatakan produk ponsel Android Samsung menguasai sekitar 78% dari total pasar Android Indonesia. Saat ini, Samsung memiliki sekitar 5 varian ponsel android mulai dari Samsung Galaxy Ace, Galaxy Fit, Galaxy Gio, Galaxy Mini dan Galaxy Pro. Awal Juli kemarin juga, Samsung baru merilis produk baru yaitu Samsung Galaxy S II.
Selain faktor ketenaran Android, kenaikan impor itu juga ditopang oleh momen kenaikan kelasa para pelajar. Lily bilang, menjelang momen kenaikan kelas permintaan ponsel memang biasa meningkat. Penyebabnya, banyak orang tua yang membeli ponsel sebagai hadiah atas kenaikan kelas anak-anaknya.
Impor ponsel China turun
Meningkatnya impor ponsel Korea ternyata tidak diikuti dengan ponsel-ponsel dari China. Nilai impor ponsel dari China sepanjang Januari-Mei kemarin sebesar US$ 399,8 juta atau melorot 28,06% dibandingkan periode sama tahun 2010 yang sebesar US$ 555,8 juta.
Lily mengaku terkejut data impor ponsel dari China menurun. Pasalnya, permintaan ponsel-ponsel China terutama TiPhone sendiri sedang bagus. "Penjualan kami sedang bagus terutama menjelang liburan sekolah kemarin," imbuh Lily.
Lily bilang, permintaan ponsel China seperti TiPhone sebenarnya relatif terus meningkat karena harganya murah. "Mereka juga bisa berganti ponsel dengan cepat, karena harganya murah," jelas Lily.
[http://industri.kontan.co.id/v2/read/1310907425/73030/Android-tenar-impor-ponsel-Korea-mekar]
0 komentar:
Posting Komentar