BlackBerry, smartphone besutan Research In Motion, produsen asal Kanada merupakan ponsel yang cukup fenomenal di tanah air. Namun ternyata, tidak demikian adanya di negeri China.
Menurut Anderson, 24 tahun, mahasiswa pascasarjana yang juga seorang analis di sebuah bank investasi domestik di Beijing, China menyebutkan, dibanding BlackBerry, iPhone, smartphone besutan Apple jauh lebih diminati di sana.
"Generasi muda di China lebih memilih iPhone karena ia menyediakan banyak fitur dan aplikasi yang menarik di App Store," kata Anderson di Beijing, 20 Juli 2011. "iPhone juga dinilai sebagai pemimpin di dunia seluler dan menghadirkan tren yang signifikan," ucapnya.
Anderson menyebutkan, orang yang menggunakan iPhone berarti merupakan orang yang berkecukupan. "Dan dipandang sebagai orang yang berada sangatlah penting bagi penduduk China," ucapnya. "Mereka yang kurang mampu umumnya memilih ke smartphone Android," kata Anderson.
Lalu, bagaimana dengan BlackBerry?
Menurut Ellen, mahasiswi pascasarjana jurusan jurnalistik Renmin University of China, pengguna di negeri itu lebih menyukai komunikasi lewat suara, lalu SMS, baru diikuti oleh instant messeging dan email.
"BlackBerry umumnya hanya dimanfaatkan oleh pengguna dari kalangan bisnis," kata Ellen. "Apalagi tarif layanan BlackBerry juga dirasa berat," ucapnya.
Sebagai informasi, Anderson menyebutkan, tarif layanan BlackBerry Internet Service bisa mencapai 120 yuan per bulan atau sekitar Rp160 ribu, di luar tarif untuk voice dan SMS yang jauh lebih kerap digunakan.
Faktor lain yang membuat iPhone lebih digandrungi pengguna di China adalah karena pengguna di negeri itu sangat mementingkan produk dengain desain yang bagus dan nilai lebih yang ditawarkan sebuah merek. "Menggunakan iPhone merupakan kebanggaan bagi generasi muda di negeri ini," kata Anderson dan Ellen yang menargetkan iPhone generasi mendatang sebagai ponsel yang ingin dimiliki.
[http://teknologi.vivanews.com/news/read/234688-blackberry-mati-di-china]
0 komentar:
Posting Komentar