Cara orang berkomunikasi melalui perangkat teknologi telekomunikasi semakin berkembang. Semula telepon seluler (ponsel) hanya memiliki layanan suara dan pesan pendek (SMS). Inilah layanan utama operator telekomunikasi sejak dulu.
Seiring kemajuan teknologi, bermunculan ponsel pintar (smartphone) yang dilengkapi jaringan internet dan fasilitas voice over internet protocol (VoIP). Pengguna dapat saling berkirim pesan teks secara aktif. Tersedia berbagai aplikasi percakapan teks (messenger) melalui ponsel.
Bahkan, sejak booming ponsel pintar BlackBerry beberapa tahun terakhir, pengguna layanan pesan teks BlackBerry Messenger (BBM) makin meluas. Chatting lewat ponsel pun kian digandrungi karena orang bisa mengobrol panjang lebar tanpa dibatasi jumlah karakter. Pengguna cukup berlangganan internet dengan tarif murah. Berbeda dengan komunikasi SMS yang dibatasi 160 karakter dan harus membayar tarif per SMS.
Meski begitu, para operator mengaku layanan SMS tetap diminati pelanggan dan berkontribusi besar terhadap pendapatan. Asni Juita, VP Marketing Integration & Customer Experience PT XL Axiata Tbk, bilang pendapatan XL dari layanan SMS tumbuh 29% pada tahun lalu. Sedangkan kontribusi layanan ini terhadap total pendapatan perusahaan rata-rata sekitar 20% per tahun.
Pendapatan tersebut ditopang oleh lonjakan trafik SMS yang mencapai 196% pada tahun lalu. Sedangkan trafik SMS kuartal I-2011 tumbuh 73%.
SMS murah
Kondisi serupa dialami PT Indosat Tbk. "Peningkatan tinggi dalam tiga tahun terakhir, dengan pertumbuhan (trafik SMS) rata-rata 70%," kata Sumantri Joko Yuwono, Group Head Value Added Service Indosat. Pengguna aktif SMS adalah anak muda.
Biasanya, pertumbuhan pendapatan dan trafik SMS dipengaruhi oleh momentum atau waktu khusus. Misalnya saat hari raya dan perayaan tahun baru. Di masa seperti itu, trafik SMS melonjak 20% hingga 30%.
Selain waktu-waktu khusus, penggunaan SMS meningkat berkat program SMS murah yang ditawarkan para operator. Seperti, program tarif per karakter dan paket SMS gratis yang diberikan sebagai bonus layanan atau bagian dari paket hemat.
Memang, tarif SMS semakin murah. Berdasarkan pedoman tarif SMS dasar yang pernah diracik Badan Regulator Telekomunikasi Indonesia pada tahun 2008, dasar tarif sebesar Rp 76 dengan memperhitungkan biaya jaringan. Jika ditambah biaya ritel sebesar 25% dan margin 10%, tarif SMS yang dibayarkan pengguna hanya Rp 110.
Menurut pengamat industri telekomunikasi Guntur Siboro, tarif dasar ini dapat terus turun. Maklum, dengan skala ekonomi yang semakin besar maka investasi yang dikeluarkan operator untuk biaya SMS kian menipis. "Apalagi sistem sender keep all membuat operator tidak perlu membayar biaya interkoneksi," imbuh Guntur. Tak heran, para operator gencar menawarkan promosi gratis SMS.
Guntur melihat layanan SMS tidak akan sepi. SMS masih punya banyak kelebihan. Misalnya, dapat dilakukan sambil lalu, tercatat, dan tersimpan di kotak pesan. Selain itu, tidak perlu real time, lebih murah dan mudah dimodifikasi oleh operator. "Selisih tarif SMS dan voice masih jauh sehingga pelanggan menengah-bawah lebih suka ber-SMS," katanya.
Ke depan, SMS tetap eksis karena penetrasi ponsel standar atau tanpa internet masih tinggi di Indonesia.
[http://lifestyle.kontan.co.id/v2/read/1307500483/69632/Komunikasi-online-marak-SMS-tetap-eksis]
0 komentar:
Posting Komentar