Pendapatan broadband lampaui telepon lima tahun lagi
Operator seluler besar optimistis pendapatan dari bisnis-bisnis baru berbasis broadband akan memberikan kontribusi di atas pendapatan voice dan SMS dalam kurun kurang dari lima tahun ke depan.
Sarwoto Atmosutarno, Dirut PT Telkomsel, mengatakan layanan Internet berbasis pita lebar atau broadband dan layanan yang digelar di atas infrastruktur itu akan menyumbang porsi pendapatan yang lebih besar dibandingkan telepon dan SMS dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
“Ini bisa terjadi kurang dari lima tahun lagi. Untuk itulah kami mendorongnya dengan inovasi agar smartphone semakin banyak tersedia dan lebih terjangkau bagi masyarakat menengah bawah,” ujarnya seusai perayaan ulang tahun Telkomsel ke-16 pekan lalu.
Telkomsel, papar Sarwoto, membukukan pendapatan operasional kuartal I/2011 (Jan-Maret 2011) sebesar Rp11,297 triliun atau meningkat 5% dibandingkan kuartal I tahun lalu. Meskipun menit sambungan telepon (voice) naik 53% dan pengiriman SMS naik 20% namun pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU) Telkomsel secara total atau blended turun 14% dari Rp43.000 tahun lalu menjadi Rp37.000 per bulan kuartal I/2011 yang disebabkan karena faktor kompetisi.
Sebelumnya, Harry Sasongko, Presdir PT Indosat Tbk mengatakan pertumbuhan pendapatan seluler Indosat di kuartal I mencapai 6,2% menjadi Rp3,9 triliun. Adapun ARPU blended seluler Indosat turun sebesar 14,8% dibandingkan tahun lalu dari Rp33.827 menjadi Rp28.828.
Saat pemaparan kinerja XL, Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Hasnul Suhaimi mengatakan tarif untuk voice/SMS sudah sangat rendah sehingga XL menilai tidak ada benefit lagi untuk menurunkan tarif lebih dalam dan tidak berniat untuk terlalu agresif dalam merespons kompetitor. “Kami mengharapkan sumber pertumbuhan pendapatan dikemudian hari berasal dari layanan mobile data service,” ujarnya.
Adapun pertumbuhan usaha XL tumbuh 9% menjadi Rp4,5 triliun dan ARPU pelanggan XL rata-rata mencapai Rp34.000 per bulan. Sementara itu secara umum kinerja pendapatan voice/SMS operator seluler besar di Indonesia rata-rata turun 4% dari tahun ke tahun.
Sarwoto mengatakan dengan bisnis baru Telkomsel berhasil mencatat kenaikkan 71% dari Rp956 miliar kuartal yang lalu menjadi Rp1,634 dibandingkan kuartal yang lalu. Porsi broadband naik 46% menjadi Rp1 triliun lebih. Value added service dan konten naiknya 107% menjadi Rp803 miliar,” jelas Sarwoto.
Dengan indikator itu, papar dia, maka bisnis layanan baru berbasis broadband akan dapat mendongkrak kinerja operator. Dia memberi contoh kondisi di Jepang dan Korea yang porsinya sudah mencapai 50%.
Penurunan margin EBITDA operator yang menguasai sekitar 50% pangsa pasar seluler Indonesia itu mencapai sebesar 55% yang dinilai kalangan analis masih tinggi karena saat ini lebih dari 86% kontribusi pendapatan masih berasal dari voice dan SMS yang marginnya cenderung turun. Namun menariknya agregat pemanfaatan konsumsi bandwidth seluruh pelanggan baik melalui akses GPRS, 2G dan 3G naik 182% atau menjadi 5,143 terrabyte dari total pengguna data sebesar 23 juta atau naik 68%.
[Bisnis]
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar:
Posting Komentar