Bisnis telekomunikasi di Indonesia makin sengit. Operator seluler pun harus memutar otak agar bisa tetap bertahan hidup dan menghasilkan laba.
Riset yang dirilis JP Morgan Securities, akhir Oktober 2011, misalnya menyebutkan, industri telekomunikasi Indonesia sedang menghadapi masa-masa berat. Pertumbuhan average revenue per user (ARPU) di kuartal tiga turun 4%-14% year-on-year.
Salah satu langkah yang diambil perusahaan seluler adalah mengurangi beban biaya pegawai. Dengan cara ini, operator bisa lebih efisien dan laba pun bisa lebih optimal.
Pilihan efisiensi dari sisi pegawai agaknya masih dilirik operator seluler. Yang terbaru, PT XL Axiata Tbk (EXCL) memangkas pegawai tetap di bisnis non-inti, seperti di level billing system dan operasional jaringan. Selanjutnya, para pegawai itu dipindahkan ke perusahaan yang menjadi partner kerja XL.
Menurut sumber KONTAN yang mengetahui program ini, XL berniat memangkas 700 karyawan dari total sekitar 4.000 karyawan. Nantinya, status para karyawan ini berubah menjadi karyawan outsourcing di XL. Mereka akan bekerja dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan kontrak yang disepakati antara XL dengan partnernya.
Febriati Nadira, Kepala Komunikasi Korporat EXCL, membenarkan program ini. Tujuan dari program ini adalah supaya EXCL lebih fokus pada bisnis. Namun dia mengelak menyebutkan jumlahnya. "Kebijakan ini telah kami sosialisasikan kepada karyawan dan tak menimbulkan masalah," ungkap Febriati kepada KONTAN, Rabu (9/11).
Dia memastikan para karyawan tersebut berstatus karyawan tetap di perusahaan partner kerja EXCL. Gaji, tunjangan dan fasilitasnya pun bisa lebih baik ketimbang yang diterima di EXCL.
Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) juga melakukan hal serupa. Sejak Januari hingga Juni lalu, perusahaan halo-halo ini melakukan efisiensi karyawan melalui program Voluntary Separation Scheme (VSS). Ini serupa program pensiun dini.
Skemanya, ISAT menawarkan modal cuma-cuma bagi karyawan yang ingin membuka usaha. Syaratnya, karyawan harus mau berhenti bekerja. Lewat program ini, ISAT telah memangkas 26% karyawan dari total karyawan sebanyak 3.000 orang.
Djarot Handoko, Division Head Public Relations ISAT, bilang program ini ditujukan untuk meningkatkan keuntungan perseroan. Maklum, pertumbuhan laba ISAT di 2011 cuma 46,5%, lebih rendah dari pertumbuhan di 2010 yang mencapai 47,9%.
Tingginya biaya bagi pegawai ini yang agaknya membuat PT Telkomsel tak kunjung memenuhi Perjanjian Kerja Bersama (PKB Periode 2008-2010. Yogi S. Bahar, Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Telkomsel, menyatakan, direksi Telkomsel sudah berniat menaikkan gaji. "Tapi kenaikan tak sesuai kesepakatan," tegas dia. Hal ini mendorong ribuan pegawai Telkomsel mengancam mogok mulai hari ini hingga sebulan ke depan.
[http://industri.kontan.co.id/v2/read/1320889963/82330/Setelah-Indosat-XL-pun-pangkas-pegawainya-]
0 komentar:
Posting Komentar