Sejumlah perusahaan telekomunikasi seluler mengakui pendapatannya bakal menurun dibanding tahun lalu. Penyebabnya bermacam-macam.
Direktur Utama PT XL Axiata Tbk Hasnul Suhaimi mengatakan penurunan tersebut terjadi akibat pasar yang mulai jenuh. "Dengan jumlah SIM card aktif lebih dari 240 juta, pasar mulai jenuh, terutama untuk suara," ujar Hasnul ketika dihubungi, kemarin. "Karena pendapatan suara turun dan kontribusi pertumbuhan suara besar, pertumbuhan total jadi melambat," ujar dia menerangkan.
Sebelumnya Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) memprediksi pertumbuhan industri telekomunikasi menurun 3-4 persen, dari sekitar 10 persen pada 2010 menjadi 6-7 persen pada 2011. "Saya setuju dengan perkiraan ATSI, industri tumbuh 6-7 persen tahun ini," ujar Hasnul menegaskan.
Kepala Divisi Public Relations PT Indosat Tbk Djarot Handoko juga membenarkan adanya penurunan pendapatan dalam industri telekomunikasi seluler. Namun, kata dia, penurunan tersebut terkait dengan keputusan deaktivasi konten premium beberapa waktu belakangan ini. "Bukan karena penurunan traffic (aktivitas komunikasi pelanggan)," katanya.
Menurut Djarot, meski terjadi penurunan, pertumbuhan bisnis tak banyak terganggu. "Hingga September pertumbuhan laba bersih mencapai 86 persen dan kami optimistis tahun depan pendapatan naik 4,6 persen," ujarnya kemarin.
Turunnya pendapatan akibat gangguan dalam layanan premium sebelumnya juga disampaikan Telkomsel. Direktur Utama PT Telkomsel Sarwoto Atmosutarno menyatakan pendapatan perusahaannya turun karena pelanggan yang mendaftar ulang layanan premium masih sangat minim, hanya 40 ribu pelanggan per hari. Bila dibandingkan dengan 42 juta pelanggan Telkomsel yang menggunakan layanan premium, kata dia, layanan ini diperkirakan bakal butuh waktu sangat lama untuk bangkit lagi.
Menurut Hasnul, meski pertumbuhan pendapatan tahun ini menurun, XL tidak berencana menekan biaya dengan mengurangi jumlah pegawai. "Jumlah karyawan kami sudah optimal."
Indosat juga mengatakan efisiensi pegawai bukan lagi fokus utama Indosat karena soal tersebut sudah diselesaikan pada awal tahun ini. Dari jajak pendapat di perusahaan, 26 persen pegawai secara sukarela mengembangkan usaha di luar Indosat. "Kami memberi kesempatan mengembangkan usaha melalui pemberian modal dan pelatihan," ujar Djarot.
[http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/11/13/brk,20111113-366258,id.html]
0 komentar:
Posting Komentar