Operator telekomunikasi saat ini berlomba-lomba
tidak hanya jaringan voice dan Short Message Service (SMS), tapi juga
jaringan broadband atau data. Salah satunya yang dilakukan operator
telekomunikasi PT Bakrie Telecom Tbk. Emiten berkode BTEL tersebut telah
merealisasikan belanja modal sebesar Rp 850 miliar dari balanja modal
tahun 2010 Rp 1,93 triliun untuk memperkuar bisnis broadband.
Hal
tersebut diungkapkan Wakil Direktur Utama Bakrie Telecom, Frederik
Johanes Maijer, yang menyebut anggaran 100 juta dollar AS (Rp 850 miliar
dengan asumsi dollar Rp 8.500/dollar) tersebut akan dialokasikan untuk
memperkuat PT Bakrie Connectivity yang merupakan unit PT Bakrie Telecom
yang bergerak di bidang internet broadband.
"Operator
sekarang banyak yang fokus kembangkan jaringan broadbrand, pasalnya
pertumbuhan masyarakat yang mengakses data mengalami pertumbuhan pesat.
apalagi industri internet saat ini mirip industri seluler 10 tahun lalu,
harga mulai turun dan kami beranggapan ini adalah saat yang tepat untuk
merealisasikan investasi di bidang internet broadband," kata Maijer,
akhir pekan kemarin.
Diungkapkan Meijer,
sampai saat ini dari anggaran (capital expenditure/capex) untuk
memperkuat layanan data sudah terserap separuhnya atau sekitar Rp440
miliat. Saat ini PT Bakrie Connectivity dengan produk andalannya Aha,
sudah mempunyai 250 ribu pelanggan. Sementara Bakrie Telecom dengan
produknya Esia sudah berhasil menggaet 14 juta pelanggan.
"Untuk
memperkuat penetrasi keduanya, kami terus menambah kapasitas base
trancivier stasion (BTS)," kata Maijer. Saat ini BTS CDMA yang dimiliki
PT Bakrie Telecom sudah mencapai 4.000 unit, ditambah 2.500 BTS untuk
jaringan data broadband berbasis EVDO yang tersebar di 22 kota besar di
Jawa, Kalimantan dan SUmatera.
Saat ini,
operator yang masuk dalam Bakrie Grup tersebut sedang menyiapkan lisensi
untuk jaringan fixed wireless access (FWA) mobile. Dengan lisensi baru
tersebu, pemilik nomor Esia tidak perlu lagi melakukan registrasi
tambahan apabila berpindah daerah.
"Lisensi operasional untuk nomor telepon termasuk interkoneksi masih menunggu keputusan pemerintah," tandas Maijer.
[http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=e1146e71aacc1beb49b9ae65c204f1ae&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5]
0 komentar:
Posting Komentar