Pasar Indonesia ternyata tidak hanya dibanjiri produk telepon seluler (ponsel) dari China. Ponsel-ponsel dari Korea juga ternyata kian banyak membanjiri pasar Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor ponsel periode Januari-April 2011 sebesar US$ 98.510.106. Nilai ini naik 31,80% dibandingkan 4 bulan pertama tahun 2010 yang sebesar US$ 74.743.060.
Hengky Setiawan, Direktur Utama PT Tiphone Mobile Indonesia, mengaku sudah menduga kenaikan impor ponsel dari Korea pada 4 bulan pertama tahun ini. Menurutnya, pasokan ponsel dari Negeri Ginseng sebenarnya hanya ditopang oleh dua merek saja yaitu Samsung dan LG. Mereka biasanya menggarap pasar ponsel menengah atas terutama ponsel-ponsel berbasis android dan jenis smartphone lainnya.
Masalahnya, sejak awal tahun ini, permintaan ponsel berbasis android di Indonesia sedang tinggi-tingginya. Ponsel android bahkan bisa dikatakan telah menjadi tren baru di beberapa segmen masyarakat Indonesia. Kondisi itulah yang benar-benar dimanfaatkan oleh produsen ponsel Korea terutama Samsung. Mereka gencar merilis produk-produk baru ke pasaran. Hal itu ditunjang dengan promosi dan pemasaran yang sangat gencar.
"Samsung sedang booming di pasar Indonesia," tutur Hengky kepada Kontan, akhir pekan lalu.
Hengky mengatakan ponsel-ponsel dari Korea sebenarnya memiliki banderol lebih tinggi ketimbang ponsel China. Maklum saja kualitas ponsel dari Korea memang lebih canggih ketimbang ponsel Negeri Tirai Bambu itu. Namun, merek ponsel Korea terutama Samsung sudah memiliki citra mereka yang kuat. Masyarakat sudah mempersepsikan ponsel-ponsel produksi mereka sebagai produk yang punya kualitas lumayan. "Dari sisi teknologi, mereka jauh melebihi Cina dan setara dengan produsen dari negara-negara maju," tambah Hengky.
Impor China Turun
Kondisi sebaliknya terjadi pada impor ponsel dari Negeri Tirai Bambu. Berdasarkan data BPS, impor ponsel dari China pada Januari-April 2011 sebesar US$ 337.735.020. Nilai ini turun 24,61% dibandingkan Januari-April tahun lalu yang sebesar US$ 447.990.590.
Hengky bilang, penurunan ini tidak ada hubungannya dengan menanjaknya popularitas ponsel-ponsel dari Korea. Menurutnya, pangsa pasar ponsel Korea dan Cina itu berbeda. Ponsel China menguasai pasar menengah-bawah, sedangkan ponsel Korea menengah atas. Akibatnya, ponsel dari dua negara itu tidak akan saling menghabisi satu sama lain.
Hengky menuturkan penurunan ini terjadi karena banyaknya produsen ponsel dari China yang menghentikan produksinya. Mereka memang perusahaan-perusahaan yang tidak didukung skala produksi dan pemasaran yang memadai. "Mereka tidak bisa bersaing, sehingga dengan sendirinya mundur dari pasar," jelas Hengky. Masyarakat Indonesia juga kian selektif dalam memilih ponsel. Mereka tidak hanya memilih karena harganya murah tapi juga mempertimbangkan aspek lain seperti kualitas dan layanan purnajualnya.
Meski begitu, Hengky mengatakan permintaan ponsel China akan tetap tinggi. Masyarakat Indonesia banyak yang gemar mengganti ponsel dalam waktu singkat. Kelompok ini biasanya memilih ponsel-ponsel yang fiturnya lengkap tapi harganya terjangkau. "Ponsel-ponsel seperti itu biasanya berasal dari China," tandas Hengky.
Data Impor Ponsel dari Korea
Tahun Nilai (US$)
2011* 98.510.106
2010** 124.492.969
2009 220.318.554
2008 161.417.142
2007 20.882.184
2006 13.602.752
2005 17.911.194
Keterangan:
*Januari-April
**Januari-Agustus
Sumber: BPS
[http://industri.kontan.co.id/v2/read/1307931455/69991/Ponsel-dari-negeri-ginseng-kian-membanjiri-Indonesia]
0 komentar:
Posting Komentar